Belakangan ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada 139 kasus terkait virus corona (coronavirus). penyebab coronavirus tersebut bermula dari tiga kota China, yaitu Beijng, Wuhan, dan Shenzen.
Tidak hanya di China yang menjadi pusat wabah, virus tersebut juga dikabarkan telah menyebar hingga ke Thailand dan Jepang.
Menurut artikel Japan Times pada 16 Januari, seorang warga negara China yang menetap di Prefektur Kangawa telah dinyatakan positif terkena virus tersebut. Diduga, kemungkinan pasien tersebut telah melakukan kontak langsung dengan orang-orang yang terinfeksi (virus corona) saat berada di Wuhan, jelas World Health Organization (WHO).
Meski sejauh ini belum ada kasus sama yang ditemukan di Indonesia. Namun Kementrian Kesehatan (Kemenkes) telah menyatakan kesiapan terhadap pencegahan penyebaran virus dan sedang meneliti apa sebenenarnya penyebab virus corona tersebut.
Namun, sebenarnya seberapa besarkah tingkat risiko virus tersebut jika menyebar pada manusia? Untuk memahami lebih jauh tentang coronavirus, simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Artikel Kesehatan Lainnya
Apa itu virus corona?
Apa itu Corona ? Coronavirus atau virus corona adalah jenis virus yang termasuk dalam keluarga besar virus yang diketahui juga menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Serve Acute Respitory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome ( MERS).
Umumnya virus corona menjadi penyebab penyakit Pneumonia. Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut yang terjadi di jaringan paru yang disebabkan oleh virus, parasit, jamur, paparan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
Pneumonia, penyakit yang sedang menjadi wabah di China ini, dapat menyerang siapa saja seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia. Namun, lebih banyak ditemukan pada balita dan lanjut usia.
Pneumonia sendiri dibagi menjadi tiga yang dibedakan berdasarkan sumber infeksi, yaitu:
1. Community Acquired Pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas.
2. Hospital Acquired Pneumonia (HAP)
3. Ventilator Associated Pneumonia (VAP).
Diantara ketiga jenis pneumonia tersebut, pneumonia komunitas (CAP) adalah jenis penyakit pneumonia yang paling sering terjadi dan dapat bersifat serius. Bahkan diketahui dapat menyebabkan kematian.
Berdasarkan hasil press release yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), angka terjadinya pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang, dan menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya.
Per-tanggal 31 Desember 2019, ditemukan beberapa laporan mengenai kasus-kasus pneumonia berat yang mulanya hanya 27 kasus meningkat menjadi 57 kasus. Dari hasil pengkajian, kemungkinan kasus-kasus tersebut merujuk pada Severe Acute Respitory Infection (SARS) yang diakibatkan oleh coronavirus.
Seperti apa bentuk virus corona?
Menurut Bhanu Sud, MD, spesialis penyakit menular di St. Jude Medical Center di Placentia, California, Corona itu sendiri berarti “mahkota”, sehingga virus ini muncul berbentuk mahkota ketika dilihat menggunakan mikroskop elektron.

Sumber: medicalnewstoday
Apa gejala yang dialami ketika terinfeksi virus corona ?
Gejala yang muncul, diantaranya:
- Demam
- Tubuh lemas
- Batuk kering
- Sesak Dada dan kesulitan bernafas
Pada kasus yang lebih parah, pasien dengan usia lanjut atau pasien dengan penyakit tertentu beserta risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.
Bagaimana cara penyebaran coronavirus?
Beberapa virus corona menyebar dari manusia ke manusia. Bentuk penyebaran virus corona pun dapat berbagai cara seperti:
- Melalui udara dengan batuk dan bersin
- Kontak fisik dengan orang yang terinfeksi secara langsung (berjabat tangan, menyentuh benda dengan virus di atasnya kemudian menyentuh mulut, hidung atau mata Anda sebelum mencuci tangan)
Di negara dengan 4 musim, virus ini biasanya menyebar pada manusia di musim gugur atau musim dingin.
Apakah virus corona dapat menyebar dari hewan yang terinfeksi ke manusia?
Meski penyebaran virus paling banyak terjadi dari manusia ke manusia, namun bukan berarti virus ini tidak dapat disebarkan oleh hewan. Berdasarkan investigasi terperinci yang dilakukan menemukan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari kucing luwak ke manusia di China pada tahun 2002 dan MERS-CoV dari unta dromedaris ke manusia di Arab Saudi pada 2012. Virus corona biasanya ditemukan pada unta, kelelawar dan beberapa hewan lainnya.
Pencegahan
Ketika suatu penyakit baru muncul seperti penyakit corona, tentu belum ada vaksin yang tersedia. Dibutuhkan beberapa tahun untuk pengembangan vaksin baru. Terkait pencegahan virus corona yang sedang wabah saat ini, belum ada vaksin untuk mencegahnya. Hal ini dikarenakan kasus wabah yang saat ini sedang terjadi disebabkan oleh coronavirus jenis baru.
Oleh karena itu Anda mungkin dapat melakukan beberapa hal guna mengurangi risiko infeksi seperti dibawah ini:
- Tidak panik terkait informasi mengenai wabah
- Tetap waspada terutama bila mengalami beberapa gejala demam, batuk yang disertai dengan kesulitan bernafas dan segera mencari pertolongan ke RS terdekat.
- Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum Anda memegang mulut, hidung, dan mata atau setelah memegang fasilitas publik.
- Rajin mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun serta dibilas setidaknya selama 20 detik. Keringkan dengan menggunakan tisu atau handuk kering. Jika tidak ada fasilitas pencuci tangan di ruang publik, Anda dapat menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol 70-80%.
- Pastikan menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk.
- Gunakan masker dan segera berobat ke dokter jika Anda mengalami gejala saluran napas.
- Hindari menyentuh hewan atau burung di wilayah yang terinfeksi
- Hindari kontak langsung dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
- Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
- Apabila Anda baru saja kembali dari daerah yang terkena wabah, segera lakukan konsultasi ke dokter jika mengalami demam atau gejala lain. Pastikan untuk menggunakan masker guna mencegah penularan penyakit.