Baby blues pada ayah tidak seumum pada ibu, namun hal ini tetap dapat terjadi. Setelah menjalani kehamilan selama 9 bulan, baik ibu dan ayah pasti sudah tidak sabar bertemu dengan buah hati. Perasaan bahagia pun menyelimuti saat melihat anak terlahir di dunia. Namun terkadang, masalah seperti baby blues sulit untuk dihindari.
Umumnya, ibu lah yang merasakan baby blues akibat adanya perubahan hormon setelah melahirkan. Tenryata, ayah juga dapat mengalami hal yang sama akibat adanya perubahan signifikan pada hidupnya. Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa berakibat buruk pada kesehatan diri sendiri dan keluarga. Berikut berbagai informasi penting terkait dengan kondisi ini.
Apakah Itu Baby Blues pada Ayah?
Baby blues atau postpartum blues merupakan gangguan suasana hati yang terjadi sesaat setelah melahirkan. Beberapa penyebabnya adalah adanya perubahan hormon dan kesulitan beradaptasi dengan kebiasaan baru. Sehingga, sebenarnya apa yang dialami ayah lebih tepat disebut dengan depresi pascamelahirkan karena tidak disebabkan oleh hormon. Hanya saja masyarakat lebih mengenal dengan sebutan baby blues.
Penelitian menunjukkan bahwa 10% laki-laki mengalami depresi saat menjadi ayah baru dan hingga 18% mengalami gangguan kecemasan. Gejala umum yang biasa muncul adalah perasaan mudah marah dan kecenderungan ingin sendiri. Sayangnya, hingga saat ini masih belum banyak pihak dan profesional yang fokus mengatasi baby blues pada ayah. Maka sangat penting untuk mengenali tanda-tanda postpartum blues supaya dapat segera mencari bantuan.
Baca juga:
Baby Blues Pasca Melahirkan, Moms Kenali Tandanya yuk!
Depresi Saat Hamil: Dampak dan Bagaimana Mengatasinya?
Apa Itu Penyebab Baby Blues pada Ayah?
Jika penyebab baby blues pada wanita adalah perubahan hormon, pria memiliki banyak kemungkinan mengalami depresi. Umumnya, sulitnya beradaptasi dengan suasana baru menjadi pemicu postpartum blues. Berikut beberapa hal yang bisa mengakibatkan ayah baru tidak merasa bahagia setelah momen melahirkan:
1. Kekurangan Tidur
Bayi yang baru lahir memiliki waktu tidur yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka cenderung terjaga di malam hari untuk minum susu, ganti popok, atau sekedar ingin bermain. Sering begadang dan kurang istirahat tanpa jeda dapat membuat depresi pada ibu maupun ayah.
2. Bayi Mengalami Kolik
Kolik merupakan situasi saat bayi menangis dalam jangka waktu panjang. Hal ini sangat wajar dialami oleh bayi di minggu pertama kehidupan dan biasanya berlangsung setidaknya 3 kali dalam sepekan selama lebih dari 3 jam. Sering menghadapi kolik lambat laun menyebabkan orangtua bingung dan stres karena tangisan yang tidak kunjung reda. Maka, jika kolik berlangsung lama, segeralah memeriksakan anak ke dokter.
3. Adanya Riwayat Depresi pada Keluarga
Ayah yang memiliki riwayat medis gangguan jiwa pada keluarga berisiko tinggi mengalami baby blues. Bahkan hal kecil dapat menjadi pemicu perasaan gundah, resah, dan emosi yang berlebihan.
4. Kekhawatiran Finansial
Sebagai tulang punggung keluarga, ayah sangat merasakan pengeluaran bertambah setelah memiliki anak. Biaya susu, vaksin, pakaian, vitamin, popok, mainan, dan kebutuhan anak lainnya sering kali menimbulkan keresahan. Cobalah untuk mendiskusikan dengan pasangan untuk mengatasi situasi ini supaya Anda tidak merasa sendiri dalam menghadapinya.
5. Merasa Kewalahan dengan Peran Baru
Perasaan ingin menjadi sosok baik dan tauladan di depan anak tanpa disadari menjadi beban bagi para ayah. Ditambah kehidupan tidak lagi sama karena banyak yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan. Hal ini seringkali membuat ayah baru kaget dan berujung stres saat proses penyesuaian.
6. Kurang Seks dengan Pasangan
Sibuk mengurus bayi dan beradaptasi dengan suasana baru terkadang membuat pasangan kekurangan waktu berduaan. Jangankan untuk bercinta, bisa beristirahat pun menjadi hal yang istimewa bagi orang tua. Padahal, seks dapat membantu mengurangi risiko depresi karena hormon endorfin yang diproduksi. Tapi perlu diingat untuk menggunakan kondom atau melakukan KB demi menjaga jarak kehamilan.
7. Merasa Tidak Diperhatikan
Ibu merupakan pihak yang paling disibukkan saat kehadiran buah hati. Sepanjang hari menyusui dan merawat anak membuat para ibu sering mengabaikan diri sendiri dan pasangan. Alhasil banyak pria yang merasa tidak diperhatikan lagi oleh istrinya. Kondisi ini bisa mengurangi kedekatan ayah dengan keluarga yang berujung menarik diri dari lingkungan sekitar.
8. Istri Mengalami Baby Blues
Menghadapi istri baby blues tentu bukanlah hal yang mudah. Bahkan, tidak sedikit pria yang ikut merasakan gangguan kecemasan. Jika Anda dan pasangan mulai merasakan tanda-tanda perubahan suasan hati yang signifikan, segera lah mencari pertolongan.
Berbeda dengan wanita, gejala baby blues pada ayah cenderung menyebabkan emosi yang berlebihan. Kondisi seperti ini lambat laun bisa berujung pada kekerasan pada rumah tangga yang membahayakan kesehatan bayi dan ibu. Berdasarkan Pacific Post Partum Support Society, berikut ciri-ciri pria mengalami paternal postnatal depressions:
- Mudah marah dan berkonflik dengan orang lain
- Konsumsi alkohol dan obat-obatan meningkat
- Merasa frustasi dan mudah tersinggung
- Melakukan kekerasan
- Perubahan nafsu makan
- Menarik diri dari sosial dan keluarga
- Kehilangan minat dan motivasi
- Bekerja terus-menerus
- Menangis tanpa alasan
- Mengalami gangguan emosi lebih dari 2 minggu
- Merasa ingin mengakhiri hidup
Cara Mengatasi Baby Blues pada Ayah
Sangat penting bagi ibu maupun ayah untuk mengatasi rasa cemas yang melanda setelah kehadiran si kecil. Pasalnya, bonding dengan buah hati dan pasangan dapat terganggu akibat depresi. Berikut cara mengatasi baby blues pada ayah yang bisa diterapkan:
1. Berdiskusi dengan Teman atau Keluarga yang Juga Memiliki Bayi
Jangan ragu untuk berbagi cerita karena siapa tahu mereka juga sedang mengalami hal yang sama. Melakukan hal ini akan membuat Anda tidak merasa sendiri dan lebih mudah mencari solusi.
2. Carilah Waktu untuk Me Time
Meluangkan waktu untuk diri sendiri bukanlah hal yang egois. Justru hal ini membantu pikiran dan perasaan tetap waras. Ketika Anda dalam keadaan senang, tentu atmosfer di rumah pun turut bahagia. Maka, pastikan Anda dan pasangan masing-masing memiliki waktu khusus melakukan me time.
3. Luangkan Waktu dengan Pasangan
Meskipun hanya sebentar, sangat penting meluangkan waktu dengan pasangan setiap harinya. Anda bisa memanfaatkan waktu untuk bercinta atau sekedar berbincang. Cobalah membicarakan hal-hal di luar parenting dan bayi supaya Anda merasa fresh.
4. Menerima Segala Perubahan dan Masalah
Naluri seorang pria adalah ingin menjadi problem solver bagi orang terdekatnya. Faktanya, kebiasaan ini justru berisiko menyebabkan stres dan depresi. Perlahan terima segala bentuk perubahan dan permasalahan dengan perasaan lapang dada. Jangan ragu ajak pasangan untuk menyelesaikan bersama.
5. Jaga Kesehatan Keluarga
Mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga akan membantu menjaga jiwa dan raga bugar. Berolahraga akan memicu produksi hormon endorfin yang membuat Anda merasa bahagia. Saat mood baik, Anda akan lebih tenang dalam menghadapi berbagai tantangan. Jika diperlukan, lengkapi pula dengan vitamin dan suplemen tambahan sebagai penunjang imunitas.
Hasil penelitian membuktikan bahwa baby blues pada ayah yang tidak ditangani akan berdampak buruk pada kesehatan mental jangka panjang. Kondisi psikologis, sosial, dan perkembangan anak pun akan terganggu, terutama pada anak laki-laki.
Bagi Anda yang merasa mengalami ciri-ciri di atas dan tidak kunjung reda meski sudah menerapkan berbagai langkah pencegahan, segeralah cari pertolongan. Mental yang sehat pada ayah akan membangun keluarga yang erat dan akrab satu sama lain.