Melakukan tes tekanan darah adalah cara diagnosis kondisi hipertensi yang paling tepat. Mengapa? Karena hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala apapun, bahkan ketika kondisi tekanan darah sudah tinggi.
Hasil tes tekanan darah dapat bervariasi. Hasil tes pagi hari, dapat berbeda dengan malam hari. Hasil tes di tangan kanan pun mungkin berbeda dengan tangan kiri. Dokter biasanya melakukan tes di kedua tangan dan melakukan beberapa kali tes tekanan darah sebelum menentukan hasil diagnosis.
Baca juga:Hipertensi (Darah Tinggi): Gejala dan Penyebab
Diagnosis hipertensi ditentukan setelah pasien melakukan beberapa sesi pertemuan dengan dokter. Dalam setiap sesi dapat dilakukan 2 – 3 kali tes tekanan darah.
Baca juga: gejala dan penyebab hipertensi
Sistole Vs. Diastole
Hasil tes tekanan darah memiliki 2 angka, sistole dan diastole.
- Sistole (angka atas) menunjukkan berapa tekanan darah pada dinding arteri saat jantung berdenyut.
- Diastole (angka bawah) adalah besarnya tekanan darah pada arteri saat jantung dalam keadaan istirahat antara denyut.
Angka Mana yang lebih penting?
Kedua angka ini penting. Namun untuk para lansia, sistole perlu mendapat perhatian.
Usia yang bertambah akan menyebabkan dinding arteri mengalami penebalan. Faktor ini menjadi pemicu meningkatnya level sistole pada orang tua.
Dampak dari hal ini adalah berkembangnya hipertensi sistolik terisolasi, yaitu kondisi dimana diastole berada di angka < 90 mm Hg, namun sistole berada di angka > 140 mm Hg.
Hipertensi sistolik terisolasi adalah jenis hipertensi yang umum ditemui pada lansia dengan usia di atas 65 tahun. Hipertensi ini menjadi faktor resiko penyakit kardiovaskuler pada orang tua, seperti stroke dan serangan jantung.
Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan AHA (American Heart Association)
Klasifikasi | Sistole mm Hg (angka atas) | dan/atau | Diastole mm Hg (angkat bawah) |
---|---|---|---|
Normal | < 120 | dan | < 80 |
Meningkat / Pra hipertensi | 120 – 129 | dan | < 80 |
Hipertensi tingkat 1 | 130 – 139 | atau | 80 – 89 |
Hipertensi tingkat 2 | > 140 | atau | > 90 |
Krisis Hipertensi | > 180 | dan/atau | > 120 |
Penjelasan:
- Normal. Bagi Anda yang masuk dalam kategori ini, pertahankan dan terus tingkatkan pola hidup dan makan sehat Anda.
- Meningkat / pra hipertensi. Harus ada perubahan pola hidup atau pola makan dalam kondisi ini.
- Hipertensi tingkat 1. Pola hidup dan pola makan yang sehat wajib diterapkan bagi pasien yang masuk dalam klasifikasi ini. Pengobatan mungkin akan diberikan apabila dirasa perlu.
- Hipertensi tingkat 2. Pada level ini, dokter sangat mungkin meresepkan pola hidup sehat dan pengobatan untuk pasien.
- Krisis hipertensi. Setelah beberapa kali tes tekanan darah, hasil tetap menunjukkan angka di atas 180 / 120 mm Hg. Pasien yang mengalami hipertensi di tingkat ini harus segera meminta pertolongan medis. Krisis hipertensi dapat memiliki gejala seperti sakit pada dada dan nafas pendek.
Tes Hipertensi di Rumah
Bagi Anda yang memiliki tekanan darah normal dan hanya ingin mengontrol level hipertensi secara mandiri, memonitor tekanan darah di rumah dapat dilakukan tanpa resep atau persetujuan dokter.
Mintalah saran pada dokter apabila Anda bermaksud melakukan tes di rumah. Periksakan juga akurasi tensimeter Anda dengan membawanya kepada dokter Anda atau jasa perbaikan alat medis.
Bagi pasien dengan tekanan darah tinggi, dokter akan menganjurkan untuk melakukan tes tekanan darah di rumah secara rutin. Tujuannya agar tekanan darah terus dapat dimonitor dan menghindari angka hasil tes yang melambung tinggi secara tiba-tiba.
Baca juga: Tips mengontrol gula darah di luar pengobatan medis