Keracunan makanan dapat menyebabkan sejumlah gejala yang mengganggu, seperti mual, diare, sakit perut, dan demam. Supaya gejala mereda, Anda dapat mengonsumsi obat keracunan makanan yang tersedia di apotek berikut ini.
Rekomendasi Obat Keracunan Makanan yang Efektif
Keracunan makanan terjadi ketika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kuman atau zat berbahaya lainnya.
Gejalanya dapat terlihat dalam hitungan jam atau berhari-hari sesudah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Apabila gejala yang muncul terasa mengganggu, bahkan menghambat aktivitas sehari-hari, obat-obatan yang tersedia di apotek dapat membantu mengatasinya.
Berikut ini adalah pilihan obat keracunan makanan di apotek yang bisa Anda dapatkan secara bebas ataupun dengan resep dokter:
1. Norit
Norit adalah salah satu obat yang dapat digunakan untuk mengatasi keracunan makanan. Obat ini dapat membantu meredakan gejala gangguan di saluran pencernaan, seperti perut kembung dan diare.
Norit mengandung activated charcoal (arang aktif) yang bekerja dengan cara mengikat racun atau bahan kimia di dalam usus. Hal ini memungkinkan racun dan zat berbahaya tersebut tidak terserap tubuh dan terbuang saat buang air besar.
Anjuran penggunaan obat ini adalah 5-7 tablet per dosis. Hindari mengonsumsi Norit lebih dari 20 tablet per hari. Supaya memberikan manfaat yang diharapkan, konsumsilah dengan air putih.
Beli Norit 125 mg Tube 40 di Sini
2. Lodia
Diare termasuk salah satu gejala keracunan makanan yang paling sering terjadi. Untuk mengatasinya, dokter dapat meresepkan obat Lodia.
Kandungan loperamide HCl di dalam obat ini bertindak sebagai antidiare yang dapat memperlambat gerakan usus dan membuat feses lebih padat.
Lodia adalah obat keras sehingga harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Dosis Lodia secara umum adalah sebagai berikut:
- Diare akut yang tidak diketahui penyebabnya: 2 tablet, lanjutkan konsumsi 1 tablet setiap buang air besar dengan tinja yang cair. Jangan mengonsumsi obat lebih dari 8 tablet per hari
- Diare kronis: 2-4 tablet per hari dalam dosis terbagi. Jangan mengonsumsi obat lebih dari 8 tablet dalam satu hari
3. Oralit
Rekomendasi obat keracunan makanan selanjutnya adalah Oralit. Obat ini dapat menggantikan elektrolit yang hilang akibat muntah dan diare akibat keracunan makanan.
Oralit merupakan larutan yang mengandung campuran anhydrous glucose, sodium chloride, natrium bicarbonate, dan potassium bicarbonate. Larutan ini sering kali digunakan untuk mencegah atau mengobati dehidrasi yang disebabkan oleh muntah dan diare.
Larutkan 1 bungkus Oralit ke dalam 200 ml air, lalu segera habiskan. Supaya obat dikonsumsi sesuai dosis yang tepat, baca dosis penggunaan yang tertera pada kemasan.
4. Metronidazole
Metronidazole adalah antibiotik yang dapat diresepkan oleh dokter untuk membantu mengatasi gejala infeksi bakteri akibat keracunan makanan.
Obat ini bekerja dengan cara memutuskan rantai DNA bakteri sehingga menyebabkan kematian bakteri. Pada gilirannya, gejala akibat infeksi bakteri dapat mereda.
Metronidazole termasuk golongan obat keras sehingga membutuhkan anjuran dokter dalam setiap penggunaannya.
Setelah diresepkan dengan dosis yang tepat, Anda wajib menghabiskan obat, sekalipun gejala yang dialami sudah mereda. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
Beli Metronidazole 500 mg Berno di Sini
5. Imodium
Pilihan obat keracunan makanan berikutnya adalah Imodium. Obat dengan kandungan loperamide HCl ini dapat membantu mengatasi diare dan mengurangi keinginan untuk buang air besar.
Obat ini tidak disarankan penggunaannya pada orang yang mengalami sakit perut tanpa diare, disfungsi hati, kolitis ulseratif akut, disentri akut, infeksi bakteri atau parasit, anak di bawah usia dua tahun, dan kondisi medis tertentu (seperti sembelit dan perut kembung).
Pada kasus diare akut, Imodium dapat dikonsumsi sebanyak 2 tablet sebagai dosis awal. Setelah itu, obat perlu dikonsumsi kembali 1 tablet setiap kali buang air besar dengan konsentrasi feses yang cair. Jangan mengonsumsi obat lebih dari 8 tablet per hari.
Sementara itu, dosis Imodium untuk diare kronis adalah 2-4 tablet per hari dalam dosis yang terbagi. Dosis maksimalnya adalah 8 tablet per hari.
6. Buscopan
Masalah perut yang mengganggu bisa terjadi jika Anda mengalami keracunan makanan. Salah satu obat yang dapat diresepkan dokter untuk mengurangi keluhan adalah Buscopan.
Kandungan hyoscine butylbromide di dalam obat ini dapat membantu membuat otot-otot polos-termasuk otot saluran cerna-menjadi lebih rileks.
Buscopan dapat digunakan untuk mengatasi sejumlah kondisi, seperti perut kembung, kram perut, dan sakit perut.
Karena termasuk obat keras, obat ini harus digunakan sesuai anjuran dokter. Secara umum, dosis penggunaan Buscopan adalah 1-2 tablet, 3-5 kali sehari.
Pada beberapa kasus, obat ini dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti mulut kering, sembelit, denyut jantung cepat, dan penglihatan buram.
7. Tay Pin San
Tay Pin San adalah obat herbal yang dipercaya dapat membantu mengurangi keinginan untuk buang air besar, termasuk ketika diare akibat keracunan makanan.
Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati gejala gangguan pencernaan lainnya, seperti perut kembung dan sakit perut.
Anjuran penggunaan Tay Pin San adalah 1 sachet, 3 kali sehari. Larutkan obat ke dalam 100 ml air, lalu segera habiskan.
Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini, terutama jika pernah atau sedang menderita penyakit tertentu atau sedang mengonsumsi obat lain.
Itu dia pilihan obat keracunan makanan yang bisa ditemukan di apotek. Beli dan tebus obat rekomendasi tersebut di Farmaku.com untuk kemudahan berbelanja.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter rekanan Farmaku untuk mendapatkan saran pengobatan yang tepat. Gratis!
Baca Juga: