Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Disfungsi Ereksi : Penyebab dan Pengobatan

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seorang pria dalam memulai dan mempertahankan ereksi yang baik saat berhubungan seksual meskipun telah mendapat rangsangan seksual. Kondisi ini dikenal dengan istilah impotensi.

Baca juga: Artikel kesehatan lainnya 

Masalah disfungsi ereksi biasanya rentan dialami oleh laki-laki dengan kisaran usia 40 tahun. Beberapa pria yang mengalami disfungsi ereksi sering merasa malu dan enggan untuk berkonsultasi ke dokter. Padahal bukan penyakit menular yang berbahaya dan dapat ditangani secara medis. Meskipun begitu, disfungsi ereksi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien maupun pasangannya.

Seseorang yang mengalami impotensi juga akan mengalami penurunan gairah seksual secara bertahap seperti tingkat kepercayaan diri menurun, hasrat seksual berkurang, hingga depresi.

Penyebab

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah mulai dari gaya hidup yang kurang baik, gejala disfungsi ereksi juga bisa di sebabkan adanya gangguan psikologis, hingga pengaruh dari penggunaan obat.

Menurut The Official Foundation of American Urological Association, terdapat 2 penyebab yang mengakibatkan seseorang mengalami disfungsi ereksi yaitu:

Alasan Fisik

Proses ereksi bukanlah hal yang sederhana. Proses ini melibatkan kerja otak, saraf,
otot, pembuluh darah, hormon, dan emosi. Masalah seksual seperti impotensi,
kemungkinan terjadi apabila ada masalah pada salah satu atau beberapa faktor di atas. Adapun faktor medis lainnya, yang umumnya menjadi penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

  • Penyakit jantung
  • Pembuluh darah yang tersumbat (atherosclerosis)
  • Kolesterol Tinggi
  • Tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Kegemukan
  • Sinyal saraf dari sumsum tulang belakang atau otak tidak mencapai penis.
  • Penyakit Parkinson
  • Sklerosis multipel
  • Penggunaan obat tertentu yang bereaksi pada ereksi
  • Penggunaan tembakau
  • Alkoholisme dan bentuk-bentuk penyalahgunaan zat lainnya
  • Gangguan tidur
  • Perawatan untuk kanker prostat atau pembesaran prostat
  • Operasi atau cedera yang mempengaruhi area panggul atau sumsum tulang belakang

Alasan Psikologis

Kesehatan mental adalah faktor penting dalam berhubungan seksual. Otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi. Ereksi dimulai dengan adanya gairah seksual saat terjadi rangsangan, ditandai dengan rasa senang atau gembira. Namun, hal ini dapat terganggu atau mungkin memperburuk kemampuan ereksi karena beberapa kondisi psikologis, seperti:

  • Perasaan tertekan dan gelisah
  • Depresi atau masalah kesehatan mental lainnya
  • Permasalahan hubungan atau komunikasi yang buruk pada pasangan berujung pada stres

Umumnya, tingkat stres adalah faktor psikologis utama yang menyebabkan seseorang mengalami disfungsi ereksi. Adapun faktor psikologis lainnya seperti widower syndrome, yaitu sindrom yang sering muncul saat pria kehilangan istrinya.

Pengobatan

Disfungsi ereksi apabila dibiarkan dalam waktu lama dapat mempengaruhi keharmonisan hubungan Anda dengan pasangan hingga menyebabkan sulit mendapatkan keturunan. Karena disfungsi ereksi disebabkan oleh 2 alasan (fisik atau psikologis) berbeda atau kombinasi keduanya, oleh karena itu, pengobatan disfungsi ereksi perlu disesuaikan dengan penyebab dasarnya.

Apabila impotensi disebabkan karena masalah psikologi dan emosional akibat ketidakharmonisan dalam hubungan, konseling pasangan dapat dilakukan.

Apabila alasan fisik menjadi penyebab impotensi, pemberian obat penghambat PDE5 atau penambah hormon testosteron dapat dilakukan.

Apa itu Obat Penghambat PDE5?

Mengobati disfungsi ereksi dengan cara membantu meningkatkan aliran darah menuju penis selama proses stimulasi seksual. Normalnya, rangsangan seksual menyebabkan produksi oksida nitrit yang memiliki peran dalam proses produksi cGMP (cyclic guanosine monophospate). cGMP mempengaruhi jumlah aliran darah yang masuk dan keluar dari penis.

Obat penghambat PDE5 menghambat enzim phosphodiesterase-5 (PDE5). Enzim ini dapat menghancurkan cGMP. Dengan mengkonsumsi obat golongan ini, cGMP akan terakumulasi dan bertahan lebih lama sehingga ereksi menjadi lebih maksimal.

Beberapa obat disfungsi ereksi golongan penghambat PDE5 di apotik yang dapat Anda beli secara bebas adalah sildenafil, vardenafil, dan tadalafil. Pemberian obat ini biasanya dilakukan apabila masalah disfungsi ereksi terjadi karena alasan fisik.

  1. Sildenafil (Viagra) Sildenafil (viagra) adalah obat yang memiliki fungsi untuk menangani tekanan darah tinggi di paru-paru (hipertensi pulmonal). Obat ini bekerja dengan mengendurkan dan melebarkan pembuluh darah. Dengan menurunkan tekanan darah tinggi di dalam paru-paru, jantung dan paru-paru bisa bekerja dengan baik dan aliran darah menuju penis menjadi optimal. Terganggunya aliran darah dapat mengganggu kemampuan ereksi pria.  
  2. Vardenafil (Levitra) Vardenafil merupakan golongan penghambat fosfodiesterase. Obat ini membantu meningkatkan aliran darah menuju penis saat stimulasi seksual berlangsung. Vardenafil tidak digunakan untuk meningkatkan libido, mencegah kehamilan, atau mencegah penyebaran penyakit menular seksual.  
  3. Tadalafil (Cialis) Tadalafil obat yang membantu mengatasi masalah ranjang pada pria. Kandungan cialis yaitu tadalafil membantu untuk meningkatkan aliran darah menuju penis. Tadalafil juga membantu mengatasi gejala benign prostatic hypercia atau BPH (pembesaran prostat).

    Penggunaan cialis difokuskan untuk membantu gangguan seksual pada pria seperti disfungsi ereksi. Cialis tidak membantu untuk menghindari penyakit menular seksual seperti HIV dan AIDS. Baca aturan pakai cialis sebelum menggunakan.

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/symptoms-causes/syc-20355776/, Mar 2018.
https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/erectile-dysfunction#Symptoms/, Jun 2018.
https://en.wikipedia.org/wiki/Widowhood_effect/
https://www.alodokter.com/melacak-penyebab-gangguan-ereksi/, Feb 2018.
https://www.emedicinehealth.com/understanding_erectile_dysfunction_medications/article_em.htm#phosphodiesterase_type_5_inhibitors

Sumber

Artikel Lainnya