Masa kehamilan adalah momen yang paling ditunggu- tunggu oleh banyak wanita. Pada tiga bulan pertama kehamilan, umumnya ibu hamil akan mengalami peningkatan hormon yang ada di dalam tubuh. Salah satu efek samping dari peningkatan hormon tersebut adalah timbulnya jerawat di sekitar wajah.
Menurut artikel March oDimes, wanita yang rentan berjerawat selama periode menstruasi, memiliki risiko lebih tinggi mengalami kehamilan berjerawat. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena untungnya, jerawat saat masa kehamilan atau yang dikenal dengan jerawat postpartum biasanya bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya setelah hormon kembali dalam keadaan normal.
Penyebab Berjerawat Saat Hamil
Kemunculan jerawat pada saat masa kehamilan sebenarnya disebabkan oleh peningkatan hormon androgen di dalam tubuh ibu hamil. Keberadaan hormon androgen ini dapat merangsang kulit khususnya kulit wajah untuk memproduksi minyak lebih banyak dari keadaan orang normal, yang disebut sebum.
Baca juga: Mengatasi Jerawat Meradang
Jerawat itu sendiri dapat timbul ketika sebum bertemu dengan sel – sel kulit mati. Saat sebum dan sel kulit mati bercampur, hal ini lah yang bisa menyebabkan pori – pori kulit tersumbat dan memicu bakteri lebih cepat berkembang.
Bolehkah Ibu Hamil Menggunakan Obat Jerawat?
Mengatasi masalah jerawat pada masa kehamilan bukanlah hal yang mudah. Alasannya karena tidak menutup kemungkinan mengandung bahan kimia tertentu yang justu seharusnya tidak dikonsumsi saat hamil. Beberapa obat jerawat masuk dalam golongan obat keras yang dapat memberikan dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, bahkan hingga menyebabkan kecacatan janin.
Berikut beberapa obat jerawat yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil:
Tetrasiklin
Tetrasiklin, adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi, termasuk jerawat. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Penggunaan obat ini pada ibu hamil dapat menghambat pertumbuhan tulang janin.
Retinoid (topikal)
Retinoid adalah kelompok obat yang termasuk dalam golongan obat yang struktur kandungannya berhubungan dengan vitamin A. Obat ini sering digunakan untuk perawatan kecantikan kulit wajah seperti mengatasi kerutan, menjaga elastisitas kulit dan jerawat. Namun, perlu diingat tingkat penyerapan zat ini ke dalam kulit sangat rendah sehingga dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dalam keadaan cacat.
Isotretinoin
Isotretinoin adalah salah satu kandungan bahan aktif obat jerawat yang dapat meningkatkan risiko keguguran hingga kematian bayi. Obat ini termasuk dalam golongan obat retinoid yang bekerja dengan mengurangi produksi minyak dalam kulit.
Asam Salisilat
Asam salisilat adalah obat yang sering ditemui dalam bentuk topikal (krim) dan oral untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit wajah seperti jerawat. Obat ini dapat membantu eksfoliasi atau pengelupasan kulit sehingga mampu mencegah dan mengatasi pori – pori kulit yang tersumbat. Meski begitu, penggunaan asam salisilat oral untuk mengobati jerawat pada ibu hamil sangat tidak diperkenankan, karena asam salisilat oral merupakan bagian dari golongan aspirin yang dapat menyebabkan pendarahan dan komplikasi.
Apakah asam salisilat topikal dibolehkan?
Menggunakan asam salisilat topikal masih diperkenankan asalkan masih dalam konsentrasi yang rendah, yaitu tidak lebih dari 2% (jenis toner dan cleanser) seperti yang dijelaskan oleh dr.David Loertscher, CEO of Curology FDA. Namun, apabila penggunaanya dalam konsentrasi yang lebih tinggi dikhawatirkan dapat memberikan dampak buruk pada kehamilan. Untuk itu, ada baiknya hindari dulu asam salisilat baik oral atau topikal selama masa kehamilan.
Obat Jerawat Untuk Ibu Hamil
Ada beberapa obat jerawat yang masih aman dan masih memungkinkan untuk digunakan oleh ibu hamil antara lain azelaic acid, benzoyl peroxide, clindamycin dan erythromycin. Penggunaan beberapa obat ini pada ibu hamil tentunya tetap memerlukan resep dan arahan dari dokter.
Azelaic Acid
Azelaic Acid adalah kandungan organik yang sering ditemui di dalam gandum dan barley. Digunakan untuk mengobati masalah jerawat ringan hingga sedang pada wajah. Obat jerawat krim ini mampu mengangkat kulit mati serta membunuh bakteri. Saat menggunakan obat ini sebaiknya hindari paparan sinar matahari secara langsung. Di pasaran azelaic acid dapat ditemui dengan merek zelface krim.
Benzoyl Peroxide
Benzoyl Peroxide adalah obat yang bekerja dengan mengangkat segala sumbatan yang terdapat pada pori-pori kulit sehingga dapat menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat dan mengurangi peradangan. Pada awal penggunaan obat jerawat ini, kulit mungkin akan kering dan terasa sedikit perih. Namun gejala tersebut dapat membaik setelah 4 minggu penggunaan. Benzolac adalah salah satu merek dagang dari benzoyl peroxide.
Clindamycin
Obat yang termasuk dalam golongan antibiotik ini, digunakan untuk mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri. Bekerja dengan cara menghentikan perkembangbiakan bakteri terutama yang menyebabkan timbulnya jerawat. Salah satu contoh obat clindamycin adalah medi-klin.
Erythromycin
Erythromycin adalah antibiotik golongan makrolida yang bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini efektif menangani infeksi karena bakteri, antara lain infeksi saluran pernafasan seperti bronkitis, pneumonia, dan batuk rejan (pertusis); penyakit menular seksual, seperti sifilis, saluran kemih, pencernaan, dan telinga, dan infeksi kulit seperti jerawat. Obat ini dapat ditemui dengan merek erymed cream.
Bahan Alami Mengatasi Jerawat Saat Hamil
Wanita yang sedang dalam masa kehamilan tidak bisa melakukan pengobatan dan perawatan wajah dengan sembarangan. Salah tindakan, bisa berakibat fatal pada keadaan janin yang berada di dalam kandungan. Selain pengobatan dengan obat kimia, ada banyak metode lain yang dapat digunakan oleh ibu hamil untuk mengatasi timbulnya jerawat, salah satunya adalah melakukan perawatan menggunakan bahan- bahan alami.
Berikut bahan alami yang dapat ibu hamil gunakan saat berjerawat, yaitu:
- Cuka Apel
- Buah jeruk, lemon, atau jeruk nipis
- Minyak kelapa
- Madu
- Mentimun
- Tomat
Kesimpulan
Penggunaan obat jerawat pada masa kehamilan diperbolehkan selama dalam konsentrasi yang rendah dan kandungan bahan aktif terkandung di dalamnya tidak berbahaya bagi kandungan. Beberapa obat seperti tetrasiklin, retinoid, isotretinoin, dan asam salisilat sebaiknya dihindari selama masa kehamilan.
Baca juga: Jerawat
Penggunaan obat yang sembarangan dapat membahayakan janin, beberapa dampak buruk diantaranya dapat menghambat pertumbuhan tulang janin, meningkatkan risiko kecacatan lahir, hingga keguguran. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter jika timbulnya jerawat saat masa kehamilan mengganggu Anda atau gunakan metode lainnya yang lebih aman seperti menggunakan bahan alami.