Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Jerawat: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Jerawat merupakan masalah kulit yang sangat umum terjadi, terutama pada remaja yang sedang dalam masa puber. Jerawat biasanya muncul di kulit wajah, namun bisa muncul di bagian tubuh lainnya seperti leher, punggung, dan dada. Lebih lengkapnya simak mulai dari penyebab, gejala, pengobatan hingga pencegahannya berikut ini.

Apa itu Jerawat?

Jerawat adalah masalah kulit akibat folikel rambut tersumbat minyak dan sel kulit mati. Kondisi ini menyebabkan munculnya komedo putih, komedo hitam atau jerawat. Jerawat ditandai dengan benjolan berisi nanah, terkadang menyakitkan di kulit.

Jerawat dan benjolan tersebut sembuh secara perlahan, dan ketika salah satu jerawat mulai hilang, jerawat dan benjolan lainnya akan muncul.

Jerawat paling sering terjadi di kalangan remaja, meskipun dapat menyerang orang-orang dari segala usia. 

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Jerawat Meradang

Penyebab Jerawat

Munculnya jerawat disebabkan oleh tersumbatnya folikel atau pori-pori rambut. Folikel rambut seperti tabung kecil yang menahan sehelai rambut. Ada beberapa kelenjar yang bermuara di folikel rambut. Bila terlalu banyak bahan di dalam folikel rambut, kemungkinan terjadi penyumbatan. Pori-pori bisa tersumbat karena hal berikut ini:

  • Sebum. Zat berminyak yang memberikan lapisan pelindung untuk kulit.
  • Bakteri. Sedikit bakteri secara alami hidup di kulit. Apabila memiliki terlalu banyak bakteri, hal itu dapat menyumbat pori-pori.
  • Sel kulit mati. Sel kulit sering kali terkelupas untuk memberi ruang bagi lebih banyak sel untuk tumbuh. Saat kulit akan melepaskan sel-sel kulit mati, sel-sel tersebut dapat tersangkut di folikel rambut.

Faktor Risiko Jerawat

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko atau memperburuk jerawat, termasuk berikut ini:

  • Perubahan hormonal akibat kehamilan atau pubertas.
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan kondisi endokrin lainnya.
  • Merokok.
  • Kualitas tidur yang buruk.
  • Stres.
  • Pembersih, krim, pelembap, dan produk kecantikan lainnya dengan kandungan minyak tinggi.
  • Obat-obatan tertentu, termasuk litium, beberapa jenis alat kontrasepsi hormonal, antikonvulsan, dan steroid.
  • Riwayat jerawat dalam keluarga.

Seseorang memiliki risiko tinggi terkena jerawat selama masa pubertas. Selama masa ini, tubuh mengalami banyak perubahan hormonal. Perubahan ini memicu produksi minyak sehingga meningkatkan risiko munculnya jerawat. Jerawat hormonal yang terkait dengan masa pubertas biasanya membaik saat mencapai usia dewasa, dan jerawat bahkan mungkin berhenti sama sekali.

Selain itu, makanan atau pola makan tertentu mungkin berdampak pada jerawat, antara lain:

  • Diet indeks glikemik rendah. Dengan mengurangi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti karbohidrat olahan dan tambahan gula, dapat mengurangi lesi jerawat.
  • Produk susu. Mengonsumsi produk susu tertentu, seperti susu dan es krim, kemungkinan memperburuk jerawat bagi sebagian orang. Namun, keju, serta produk susu non-susu, mungkin tidak memperburuk jerawat.
  • Lemak dan asam lemak. Asam lemak omega-3 dan omega-6 dapat membantu mengurangi timbulnya jerawat.
  • Pola makan vegan dan vegetarian. Meskipun kedua pola makan ini memberikan banyak manfaat kesehatan, namun hanya sedikit bukti yang mendukung pola makan tersebut secara khusus untuk pengobatan jerawat.

Baca juga: Jangan Keliru! Inilah Perbedaan Essence dan Serum

Gejala Jerawat

Jerawat dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering kali terbentuk di wajah dan leher, punggung, bahu, dan dada. Adapun gejala jerawat kulit yang dapat Anda kenali, antara lain:

  • Jerawat (pustula): Benjolan di kulit yang berisi nanah (papula).
  • Papula: Benjolan kecil yang berubah warna pada kulit, seringkali berwarna merah hingga ungu atau bahkan lebih gelap dari warna kulit alaminya.
  • Komedo hitam: Pori-pori tersumbat dengan bagian atas berwarna hitam.
  • Komedo putih: Pori-pori tersumbat dengan bagian atas berwarna putih.
  • Nodul: Benjolan besar yang muncul di bawah kulit terasa nyeri.
  • Kista: Benjolan berisi cairan (nanah) yang menyakitkan di bawah kulit.

Jerawat yang muncul bisa ringan dan terkadang menyebabkan beberapa jerawat, atau bisa juga sedang dan menyebabkan papula inflamasi. Jerawat yang parah dapat menyebabkan nodul dan kista.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika memiliki jerawat yang tergolong ringan, konsultasikan dengan apoteker tentang obat untuk mengatasinya. Apabila obat tidak dapat mengendalikan jerawat, atau menurunkan rasa percaya diri, kunjungi  dokter umum.

Anda harus menemui dokter umum jika memiliki jerawat sedang atau parah atau timbul benjolan atau kista, karena jerawat tersebut perlu ditangani dengan benar untuk menghindari jaringan parut.

Perawatan jerawat memerlukan waktu beberapa bulan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Selama penanganan, sebaiknya jangan mengorek atau memencet jerawat tersebut, karena dapat menyebabkan jaringan parut permanen. 

Diagnosis Jerawat

Dokter dapat mendiagnosis jerawat selama pemeriksaan kulit. Dalam pemeriksaan, dokter akan mengamati kulit Anda dengan cermat untuk mempelajari lebih lanjut tentang gejalanya. Selain itu, dokter mungkin juga akan menanyakan faktor risiko munculnya jerawat. Ini terkait hal berikut:

  • Stres.
  • Riwayat keluarga yang berjerawat.
  • Kemunculan jerawat selama siklus menstruasi.
  • Obat yang sedang dikonsumsi.

Dokter tidak perlu melakukan tes diagnostik apa pun untuk jerawat, namun kemungkinan menawarkan tes untuk mendiagnosis kondisi mendasar bila Anda tiba-tiba mengalami jerawat yang parah, terutama jika sudah dewasa.

Baca Juga: Rekomendasi Skincare untuk Kulit Berjerawat, Aman Digunakan Setiap Hari

Pengobatan Jerawat

Setiap jenis pengobatan jerawat berbeda-beda berdasarkan usia, jenis jerawat, dan tingkat keparahannya. Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan obat oral, penggunaan obat topikal, atau penggunaan terapi obat untuk merawat kulit. Tujuan pengobatan jerawat adalah menghentikan pembentukan jerawat baru dan menyembuhkan noda yang sudah ada pada kulit.

Berikut ini perawatan untuk jerawat yang bergantung pada tingkat keparahannya, antara lain:

1. Jerawat yang Ringan

Jerawat yang ringan dapat menggunakan krim obat, pembersih, dan perawatan spot yang dijual bebas (OTC) untuk membantu mengatasi jerawat yang muncul.

Bahan-bahan yang digunakan dalam krim dan gel jerawat meliputi:

  • Benzoil peroksida. Bahan ini membantu mengeringkan jerawat yang sudah ada, mencegah terbentuknya jerawat baru, dan membunuh bakteri penyebab jerawat.
  • Asam salisilat. Bahan ini membantu mengelupas kulit untuk mencegah pori-pori tersumbat oleh bakteri penyebab jerawat.

2. Jerawat yang Sedang

Bila terus mengalami gejala setelah menggunakan perawatan OTC selama beberapa minggu, mungkin dapat mempertimbangkan untuk mencari perawatan profesional.

Dokter spesialis kulit atau ahli kesehatan lainnya dapat meresepkan obat yang dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah jaringan parut. Jika memiliki jerawat sedang, dokter spesialis kulit mungkin merekomendasikan obat berikut:

  • Benzoil peroksida yang diresepkan.
  • Antibiotik, seperti erythromycin dan clindamycin.
  • Retinoid, seperti retinol.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan antibiotik oral atau kontrasepsi hormonal untuk membantu mengatasi jerawat. Biasanya, hanya menggunakan antibiotik dalam waktu singkat, sehingga tubuh tidak membangun resistensi dan membuat tubuh rentan terhadap infeksi.

3. Jerawat yang Berat

Untuk jerawat yang berat atau parah, dokter spesialis kulit mungkin merekomendasikan pengobatan yang menggabungkan satu atau lebih hal berikut:

  • Antibiotik oral.
  • Benzoil peroksida.
  • Antibiotik topikal.
  • Retinoid topikal.

Dokter mungkin juga akan menyarankan alat kontrasepsi hormonal atau isotretinoin oral.

Accutane merupakan vitamin A yang digunakan untuk mengobati kasus jerawat nodul parah tertentu. Hal ini menyebabkan efek samping yang serius, dan dokter biasanya hanya akan meresepkannya bila pengobatan lain tidak berhasil.

Dokter spesialis kulit mungkin juga merekomendasikan prosedur medis untuk mengatasi jerawat yang parah dan mencegah jaringan parut. Prosedur ini bekerja dengan mengangkat kan kulit yang rusak dan mengurangi produksi minyak. Prosedur medis ini seperti photodynamic therapy (PDT), dermabrasion, chemical peel, dan cortisone injections.

Baca Juga: Obat Jerawat yang Ampuh Usir Jerawat Membandel

Komplikasi Jerawat

Orang berkulit lebih gelap lebih mungkin mengalami komplikasi jerawat berikut dibandingkan orang dengan kulit lebih putih:

  • Bekas luka. Kulit berlubang (bekas jerawat) dan bekas luka tebal (keloid) dapat bertahan lama setelah jerawat sembuh.
  • Perubahan kulit. Setelah jerawat hilang, bekasnya mungkin menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi) atau lebih terang (hipopigmentasi) dibandingkan sebelum munculnya jerawat.

Pencegahan Jerawat

Tidak selalu mungkin dapat mencegah jerawat sepenuhnya, namun Anda dapat mengambil langkah-langkah tertentu yang membantu menurunkan risiko munculnya jerawat.

Berikut ini kiat-kiat yang dapat membantu mencegah jerawat:

  • Cuci wajah setiap hari dengan pembersih bebas minyak.
  • Gunakan pembersih jerawat untuk membantu menghilangkan minyak berlebih.
  • Gunakan riasan berbahan dasar air atau produk berlabel “noncomedogenic” yang berarti produk tersebut cenderung tidak menyumbat pori-pori.
  • Hindari produk perawatan kulit dan riasan yang mengandung minyak.
  • Selalu hapus riasan dan bersihkan kulit secara menyeluruh sebelum tidur.
  • Mandi atau mencuci muka setelah berolahraga.
  • Ikat rambut panjang ke belakang agar tidak menutupi wajah.
  • Hindari topi ketat, ikat kepala, dan pakaian yang menutupi area rawan jerawat.
  • Konsumsi makanan yang seimbang, dan tetap terhidrasi.
  • Kelola stres.

Dokter spesialis kulit mungkin menawarkan lebih banyak tips dan panduan dalam menangani dan mencegah jerawat.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk berkonsultasi seputar kesehatan kulit, termasuk jerawat dan cara mengatasinya.

Cleveland Clinic. Diakses pada 3 Juni 2024. Acne. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12233-acne#prevention

Healthline. Diakses pada 3 Juni 2024. Everything You Want to Know About Acne. https://www.healthline.com/health/skin/acne

Mayo Clinic. Diakses pada 3 Juni 2024. Acne. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/symptoms-causes/syc-20368047

Sumber

Artikel Lainnya