Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Skizofrenia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis dan parah yang memengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, mengekspresikan emosi, memandang realitas, dan berhubungan dengan orang lain. Lebih lanjut ketahui penyebab gejala, hingga pengobatan skizofrenia dalam ulasan di bawah ini

Apa itu Skizofrenia?

Skizofrenia adalah suatu kondisi kejiwaan yang memberikan dampak yang parah pada kesehatan fisik dan mental. Penyakit ini dapat mengganggu cara kerja otak, mengganggu hal-hal seperti pikiran, ingatan, indra, dan perilaku. Akibatnya, penderitanya mungkin mengalami kesulitan dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari. 

Skizofrenia yang tidak diobati sering kali mengganggu hubungan, baik profesional, sosial, romantis, dan lainnya. Penyakit ini juga dapat menyebabkan penderitanya kesulitan mengontrol pikiran, dan mungkin berperilaku sedemikian rupa sehingga berisiko mengalami cedera atau penyakit lainnya.

Baca juga: Esofagitis (Radang Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyebab Skizofrenia

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun para peneliti meyakini bahwa kombinasi genetika, kimia otak, dan lingkungan berkontribusi terhadap perkembangan skizofrenia.

Gangguan dengan bahan kimia otak tertentu yang terjadi secara alami, termasuk neurotransmiter yang disebut dopamin dan glutamat, dapat menyebabkan skizofrenia. 

Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan struktur otak dan sistem saraf pusat penderita skizofrenia. Meskipun para peneliti tidak yakin mengenai signifikansi perubahan ini, mereka mengindikasikan bahwa skizofrenia adalah penyakit otak.

Faktor Risiko

Meskipun penyebab skizofrenia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang tampaknya dapat meningkatkan risiko skizofrenia, termasuk:

  • Memiliki keluarga dengan riwayat skizofrenia.
  • Komplikasi kehamilan dan kelahiran, seperti malnutrisi (kurang gizi) atau paparan racun atau virus yang dapat memengaruhi perkembangan otak.
  • Mengonsumsi obat-obatan yang mengubah pikiran (psikoaktif atau psikotropika) selama masa remaja dan dewasa muda.

Gejala Skizofrenia

Penderita skizofrenia biasanya memiliki masalah dalam mengendalikan emosi, pikiran, dan perilakunya. Tanda dan gejala skizofrenia mungkin berbeda-beda pada setiap orang, namun biasanya skizofrenia memiliki gejala berikut:

1. Delusi

Delusi adalah kondisi dimana seseorang meyakini sesuatu yang bukan berdasarkan kenyataan. Misalnya, merasa dipukul oleh orang lain padahal tidak, merasa sedang menggendong anak padahal tidak, dan lain sebagainya.

2. Halusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi di mana seseorang mendengar dan melihat sesuatu yang tidak nyata. Penderita skizofrenia dapat melihat dan mendengar sesuatu seperti orang normal. Halusinasi dapat terjadi dalam hal apa pun, namun mendengar suara adalah halusinasi yang paling umum terjadi.

3. Kelainan Berpikir dan Berbicara

Skizofrenia dapat menyebabkan seseorang kesulitan dalam berkomunikasi, dikarenakan mengalami gangguan pada proses berpikir. Penderita skizofrenia sering kali mengalami gangguan bicara sehingga sulit dimengerti oleh orang lain.  

4. Perilaku Motorik yang Sangat Tidak Teratur atau Abnormal

Perilaku yang abnormal dapat terlihat dalam berbagai cara, mulai dari kekonyolan yang kekanak-kanakan hingga kegelisahan yang tidak terduga. Perilaku tidak fokus pada suatu tujuan, sehingga sulit untuk mengerjakan tugas. 

Perilaku dapat mencakup penolakan terhadap instruksi, postur tubuh yang tidak pantas atau aneh, kurangnya respons, atau gerakan yang tidak berguna dan berlebihan.

5. Gejala Negatif

Gejala negatif mengacu pada kurangnya kemampuan untuk berfungsi secara normal. Misalnya, penderita skizofrenia mungkin mengabaikan kebersihan diri atau tampak kurang emosi (tidak melakukan kontak mata, tidak mengubah ekspresi wajah, atau berbicara dengan nada monoton). 

Selain itu, gejalanya mungkin kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, menarik diri dari pergaulan, atau kehilangan kemampuan untuk merasakan kesenangan.

Baca juga: Obat TBC (Tuberkulosis) yang Ampuh dan Tersedia di Apotek

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala skizofrenia, sebaiknya segera kunjungi dokter. Semakin dini skizofrenia diobati, maka akan semakin baik.

Tidak ada tes tunggal untuk skizofrenia. Biasanya didiagnosis setelah pemeriksaan oleh ahli kesehatan mental, seperti psikiater.

Diagnosis Skizofrenia

Diagnosis skizofrenia dilakukan dengan melibatkan mengesampingkan gangguan kesehatan mental lainnya dan menentukan gejalanya bukan karena penyalahgunaan zat, pengobatan, atau kondisi medis. Dokter mungkin akan menentukan diagnosis skizofrenia dengan pemeriksaan berikut:

  • Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan dilakukan untuk membantu menyingkirkan masalah lain yang dapat menyebabkan gejala dan untuk memeriksa komplikasi terkait.
  • Tes dan skrining. Ini termasuk tes untuk membantu mengesampingkan kondisi dengan gejala serupa, dan pemeriksaan alkohol dan obat-obatan. Dokter mungkin juga akan meminta pemeriksaan pencitraan, seperti MRI atau CT scan.
  • Evaluasi psikiatrik. Dokter atau ahli kesehatan mental memeriksa kondisi mental dengan mengamati penampilan dan perilaku serta menanyakan tentang pikiran, suasana hati, delusi, halusinasi, penggunaan narkoba, dan potensi kekerasan atau bunuh diri. Ini juga mencakup diskusi tentang keluarga dan riwayat pribadi.
  • Kriteria diagnostik skizofrenia. Dokter atau ahli kesehatan mental dapat menggunakan kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Pengobatan Skizofrenia

Skizofrenia tidak dapat disembuhkan, tetapi biasanya bisa diobati. Dalam kasus yang jarang, orang bisa pulih sepenuhnya dari skizofrenia. Pengobatan skizofrenia biasanya melibatkan kombinasi pengobatan, terapi, dan teknik manajemen secara mandiri. Berikut ini beberapa pengobatan untuk skizofrenia:

1. Antipsikotik

Obat-obatan ini dapat menghalangi cara otak menggunakan bahan kimia tertentu untuk komunikasi sel ke sel.  Antipsikotik termasuk golongan obat untuk mengendalikan dan mengurangi gejala psikosis, seperti delusi dan halusinasi.

2. Obat Lainnya

Dokter mungkin juga akan meresepkan obat lain untuk mengatasi gejala yang terjadi bersamaan atau akibat gejala skizofrenia. Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk membantu mengurangi efek samping obat antipsikotik seperti tremor.

3. Psikoterapi

Metode terapi bicara seperti terapi perilaku kognitif (CBT) bisa membantu mengatasi dan mengelola skizofrenia. Terapi jangka panjang juga bisa membantu mengatasi masalah sekunder selain skizofrenia, seperti kecemasan, depresi, atau masalah penyalahgunaan narkoba.

4. Electroconvulsive Therapy (ECT)

Jika pengobatan lain tidak efektif untuk Anda, dokter mungkin akan merekomendasikan ECT. Perawatan ini menggunakan arus listrik yang dialirkan ke kulit kepala, yang kemudian merangsang bagian tertentu di otak. 

Stimulasi tersebut dapat menyebabkan kejang singkat, yang membantu meningkatkan fungsi otak jika mengalami depresi berat, agitasi, dan masalah lainnya. 

Jika mendapatkan ECT, Anda akan menerima anestesi yang akan membuat tertidur selama prosedur ini dan tidak akan merasakan sakit apa pun.

Komplikasi Skizofrenia

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, skizofrenia dapat mengakibatkan masalah berat yang memengaruhi setiap bidang kehidupan. Komplikasi yang mungkin disebabkan skizofrenia meliputi:

  • Bunuh diri, upaya bunuh diri, dan pikiran untuk bunuh diri.
  • Gangguan kecemasan dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
  • Depresi.
  • Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan lain, termasuk nikotin.
  • Ketidakmampuan untuk bekerja atau bersekolah.
  • Masalah keuangan dan tuna wisma.
  • Masalah kesehatan.
  • Isolasi sosial.
  • Perilaku agresif, meski jarang terjadi.

Baca juga: Stres dan Depresi, Sama atau Berbeda?

Pencegahan Skizofrenia

Tidak ada cara pasti untuk mencegah skizofrenia, namun pastikan untuk tetap mengikuti dan menjalani pengobatan yang dapat membantu mencegah kekambuhan atau memburuknya gejala. Ini termasuk minum obat, menghindari penggunaan narkoba, dan menjalani terapi. 

Demikian ulasan lengkap tentang skizofrenia yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Dengan mengetahui penyebab, gejala, hingga pengobatannya dapat membantu Anda perawatan penyakit ini. Jika mengeluhkan gejala seperti skizofrenia, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan mental terkait skizofrenia.

Cleveland Clinic. Diakses pada 21 Maret 2024. Schizophrenia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4568-schizophrenia#diagnosis-and-tests

Medical News Today. Diakses pada 21 Maret 2024. Understanding the symptoms of schizophrenia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/36942

Mayo Clinic. Diakses pada 21 Maret 2024. Schizophrenia. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/schizophrenia/symptoms-causes/syc-20354443

WebMD. Diakses pada 21 Maret 2024. Schizophrenia: An Overview. https://www.webmd.com/schizophrenia/mental-health-schizophrenia

Sumber

Artikel Lainnya