Batuk rejan atau pertusis adalah batuk keras berkepanjangan akibat infeksi pada paru – paru dan saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Batuk rejan merupakan salah satu bentuk batuk yang berbahaya karena dapat menular. Bakteri bordetella pertussis yang mengidap pada penderita batuk rejan dapat ditularkan melalui udara.
Batuk rejan biasanya berlangsung lama, bahkan hingga berbulan – bulan. Oleh karena itu, batuk rejan sering disebut sebagai batuk 100 hari.
Baca juga:5 Penyakit Berbahaya di Musim Hujan. Waspadalah!
Batuk ini lebih dikenal sebagai bentuk batuk keras, sulit terkendali (terus – menerus) hingga menyebabkan penderitanya kesulitan untuk bernafas. Setelah batuk, penderita umumnya akan berusaha mengambil nafas dalam – dalam hingga menghasilkan suara rejan. Selain itu, batuk ini dapat membuat penderitanya kekurangan oksigen di dalam darah atau luka pada tulang rusuk akibat batuk yang begitu keras.
Batuk rejan dapat menyerang dan menular pada siapa saja dari segala usia. Batuk rejan pada anak 1 tahun ke bawah dan orang lanjut usia, dianggap berbahaya dan dapat mengancam keselamatan jiwa.
Gejala Pertusis (Batuk Rejan)
Umumnya batuk ini akan muncul dalam waktu 7 – 21 hari setelah bakteri masuk dan menginfeksi saluran pernafasan. Gejala batuk rejan biasanya ditandai dengan batuk ringan, pilek, dan demam seperti gejala awal flu. Perkembangan penyakit ini melalui 3 tahapan, yaitu sebagai berikut:
- Tahap awal
Gejala batuk rejan ditandai dengan tanda – tanda ringan seperti batuk, pilek, radang tenggorokan, bersin – bersin dan demam yang berlangsung selama 2 minggu berturut – turut. Pada tahap inilah biasanya batuk rejan yang dialami oleh penderita dapat menular pada orang disekelilingnya. - Tahap Kedua (Masa Paroksismal)
Pada tahap kedua ini, flu yang dialami berhenti, namun batuk justru menjadi bertambah parah dan sulit untuk dikendalikan. Di tahap inilah, terjadi batuk keras secara terus – menerus yang diawali dengan tarikan nafas (rejan) hingga menyebabkan muntah dan kelelahan. Umumnya gejala ini berlangsung selama 2 hingga 4 minggu atau mungkin lebih dan rentan dialami oleh bayi atau anak – anak. - Tahap Ketiga (Masa Penyembuhan)
Tahap penyembuhan ditandai dengan kondisi batuk yang mulai membaik. Meski begitu, batuk mungkin akan tetap ada dan bahkan lebih keras atau akan datang kembali sewaktu – waktu.
Adakah Pantangan Pada Penderita Batuk Rejan?
Ketika merasa batuk rejan yang Anda derita kambuh, ada baiknya Anda menghindari beberapa hal yang dapat memperburuk kondisi batuk, pantangan batuk rejan antara lain:
Merokok
Apabila Anda menderita batuk rejan, namun Anda tetap melakukan kebiasaan merokok, maka kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko komplikasi penyakit yang lebih parah lainnya seperti bronkitis. Bukan hanya itu, zat adiktif yang terkandung di dalam rokok dapat menyebabkan luka pada lapisan tenggorokan, sehingga apabila penyakit semakin parah dapat berujung pada kanker.
Makanan Berminyak
Hampir semua orang pasti paham, bahwa saat menderita batuk sebaiknya menghindari makanan berminyak. Begitu pula pada batuk rejan, mengkonsumsi makanan berminyak seperti gorengan akan membuat tenggorokan mengalami peradangan. Makanan yang digoreng dalam minyak panas dapat menghasilkan zat bernama acrolein. Zat ini dapat mengiritasi tenggorokan dan memperparah batuk rejan yang dialami. jadi, makanlah makanan yang baik untuk batuk rejan hindari makanan yang dapat memperparah penyakit ini.
Konsumsi Makanan dan Minuman Olahan Susu
Penderita batuk rejan sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang berasal dari olahan susu seperti yoghurt atau ice cream. Produk olahan susu memang mengandung banyak protein dan mineral yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Namun, produk olahan susu terbukti dapat membuat lendir atau dahak pada batuk rejan semakin banyak yang akan membuat infeksi semakin parah.
Pencegahan Pertusis (Batuk Rejan)
Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan pada bayi, anak- anak, remaja, dan orang dewasa adalah dengan melakukan vaksinasi dan disarankan untuk menjauhkan bayi dan orang lain yang telah mengalami infeksi. Untuk mencegah batuk rejan, biasanya dokter akan memberikan vaksin DPT.
Vaksin DPT
Vaksin DPT, adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT bekerja dengan cara memasukan bakteri ketiga penyakit tersebut yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh. yang kemudian memicu kerja antibodi tubuh jika suatu saat ketiga bakteri tersebut menyerang tubuh.
Baca juga:Kenali Batuk Berdahak
Akan tetapi, setelah pemberian vaksin DPT, akan muncul beberapa efek samping seperti demam, suhu tubuh naik, kulit memerah pada area yang disuntik, mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
Pemberian vaksin pada bayi dan anak – anak dapat dilakukan pada:
- Usia 2, 4, dan 6 bulan
- Usia 1,5 sampai 2 tahun
- Usia 5 tahun
Dalam kasus batuk rejan saat hamil, pemberian vaksin pada calon ibu dapat dilakukan saat usia kehamilan memasuki 28 – 38 minggu. Hal ini dilakukan untuk mencegah bayi mengalami batuk rejan pada minggu awal kelahiran.
Selain bayi, anak- anak, dan ibu hamil, pemberian vaksin tambahan pada remaja dan orang dewasa dibutuhkan untuk mencegah terjadinya batuk rejan, karena fungsi perlindungan vaksin sebelumnya mungkin mulai melemah.
Pengobatan Batuk Rejan
Apakah batuk rejan bisa sembuh? Ya. Batuk rejan dapat disembuhkan melalui metode pengobatan yang mungkin berbeda dari satu golongan usia ke golongan lainnya. Beberapa obat yang dapat diresepkan saat batuk rejan terjadi.
- Antibiotik
Pemberian antibiotik adalah bentuk pengobatan paling penting bagi pasien batuk rejan untuk melawan bakteri penyebab batuk rejan karena infeksi. Colsancetin yang mengandung chloramphenicol merupakan salah satu contoh antibiotik untuk batuk rejan yang biasanya diresepkan untuk mengatasi infeksi serius. - Kortikosteroid
Kortikosteroid yang merupakan obat antiinflamasi seperti ibuprofen dan methylprednisolone, dapat diresepkan untuk meredakan efek peradangan akibat infeksi saluran pernafasan yang terjadi. - Analgesik
Termasuk sebagai pereda nyeri dan demam, obat analgesik seperti paracetamol juga dapat diresepkan bagi penderita batuk rejan untuk meredakan demam yang terjadi.
Selain pengobatan medis, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan batuk rejan.
- Istirahat yang cukup
- Minum banyak air putih
- Keluarkan dahak yang mengganggu pernafasan
- Jangan melakukan kegiatan yang mengeluarkan banyak tenaga
Kesimpulan:
Batuk rejan adalah kondisi batuk yang berbahaya karena dapat menular. Batuk rejan terjadi ketika terdapat infeksi bakteri pada paru – paru dan saluran pernafasan. Selain dapat menular, batuk rejan juga dapat mengancam keselamatan jiwa bayi (kurang dari 1 tahun) dan pasien lanjut usia.
Kondisi batuk rejan, diawali dengan kemunculan 3 tahap gejala, yaitu: tahap awal, tahap paroksismal dan tahap penyembuhan.
Meski sudah mereda, batuk rejan dapat kambuh kembali. Oleh karena itu jika Anda menderita penyakit ini, sebaiknya menghindari beberapa pantangan seperti merokok, makan produk olahan susu, dan makanan berminyak.
Pencegahan batuk rejan dilakukan melalui Vaksin DPT. Pemberian vaksin ini dapat dilakukan pada bayi, anak – anak, remaja, ibu hamil, dan orang dewasa.
Pengobatan batuk rejan dapat dilakukan melalui pemberian: antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab batuk rejan , kortikosteroid untuk meredakan efek inflamasi, dan analgesik untuk meredakan demam serta nyeri.