Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Alergi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Alergi adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat asing – seperti serbuk sari, racun lebah, bulu hewan peliharaan, ata makanan tertentu. Dalam reaksi alergi yang lebih serius (anafilaksis) dapat mengancam nyawa! Lebih lanjut simak penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahan alergi dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu Alergi?

Alergi adalah suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan terhadap sesuatu yang disebut alergen. Alergen adalah zat asing yang tidak berbahaya bagi kebanyakan orang, seperti serbuk sari atau bulu hewan peliharaan. Namun ketika Anda memiliki alergi, sistem kekebalan tubuh mencoba melawannya seperti halnya kuman atau virus.

Ketika reaksi alergi terjadi, tubuh membuat protein yang disebut antibodi untuk melawan alergen. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti bersin, gatal, gatal-gatal, dan sesak napas. Gejala ini biasanya ringan. Namun alergi terkadang dapat menyebabkan reaksi serius atau disebut anafilaksis, yang berpotensi mengancam nyawa.

Penyebab Alergi

Alergi mulai terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira zat yang biasanya tidak berbahaya sebagai zat berbahaya. Sistem kekebalan tubuh ini kemudian menghasilkan antibodi yang tetap waspada terhadap alergen tertentu. Saat orang yang memiliki alergi kembali terpapar alergen, antibodi ini dapat melepaskan sejumlah bahan kimia sistem kekebalan tubuh, seperti histamin, yang menyebabkan gejala alergi.

Penyebab alergi yang umum meliputi:

  • Alergen di udara, seperti serbuk sari, bulu binatang, tungau debu, dan jamur.
  • Makanan tertentu, terutama kacang tanah, kacang pohon, gandum, kedelai, ikan, kerang, telur, dan susu
  • Obat-obatan, terutama penisilin atau antibiotik berbasis penisilin
  • Sengatan serangga, seperti lebah atau tawon.
  • Lateks atau zat lain yang Anda sentuh dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.

Gejala Alergi

Gejala alergi bergantung pada alergen atau zat yang terlibat, dapat memengaruhi saluran udara, sinus dan saluran hidung, kulit, dan sistem pencernaan. Reaksi alergi berkisar dari ringan hingga berat. Dalam beberapa kasus yang parah, alergi bisa menyebabkan reaksi yang mengancam jiwa atau disebut anafilaksis.

Berikut ini gejala alergi berdasarkan penyebabnya, di antaranya: 

1. Hay Fever

Hay fever atau juga disebut rinitis alergi merupakan peradangan pada rongga hidung akibat reaksi alergi, salah satu pemicunya adalah serbuk sari. Berikut ini gejalanya:

  • Bersin.
  • Gatal pada hidung, mata, atau langit-langit mulut.
  • Hidung meler dan tersumbat.
  • Mata berair, merah, atau bengkak (konjungtivitis).

2. Makanan Tertentu

Alergi terhadap makanan tertentu dapat menimbulkan gejala berikut:

  • Kesemutan di mulut.
  • Pembengkakan pada bibir, lidah, wajah atau tenggorokan.
  • Biduran (hives/urtikaria).
  • Anafilaksis.

Baca Juga: Obat Biduran yang Ampuh Atasi Kulit Gatal dan Kemerahan

3. Sengatan Serangga

Alergi sengatan serangga dapat ditandai dengan ciri-ciri berikut:

  • Pembengkakan yang luas (edema) di lokasi sengatan.
  • Gatal atau gatal-gatal di sekujur tubuh.
  • Batuk, sesak dada, mengi atau sesak napas.
  • Anafilaksis.

4. Obat-obatan

Alergi terhadap obat-obatan tertentu dapat menyebabkan:

  • Biduran.
  • Kulit gatal.
  • Ruam.
  • Pembengkakan di wajah.
  • Mengi.
  • Anafilaksis.

5. Dermatitis Atopik

Dermatitis atopik adalah suatu kondisi alergi kulit yang disebut eksim, dapat menyebabkan masalah kulit, antara lain:

  • Kulit gatal.
  • Kulit kemerahan.
  • Kulit muncul serpihan atau terkelupas.

6. Anafilaksis

Beberapa jenis alergi, termasuk alergi makanan dan sengatan serangga, dapat memicu reaksi parah yang disebut anafilaksis. Keadaan darurat medis yang mengancam jiwa, anafilaksis dapat menyebabkan Anda mengalami syok. Tanda dan gejala anafilaksis meliputi:

  • Penurunan kesadaran.
  • Penurunan tekanan darah.
  • Sesak napas yang parah.
  • Ruam kulit.
  • Sakit kepala ringan.
  • Denyut nadi cepat dan lemah.
  • Mual dan muntah.

Baca Juga: Obat Gatal yang Ada di Apotek, dari Sediaan Oral hingga Topikal

Kapan Harus ke Dokter?

Sebaiknya kunjungi dokter jika memiliki gejala yang dianggap disebabkan oleh alergi, dan obat alergi yang tidak diresepkan tidak cukup meredakannya. Jika mengalami gejala setelah memulai pengobatan baru, segera hubungi dokter yang meresepkan obat tersebut.

Dalam reaksi alergi yang parah (anafilaksis), sebaiknya hubungi dokter atau nomor darurat setempat atau dapatkan bantuan medis darurat. Jika membawa injektor otomatis epinefrin, segera lakukan.

Apabila gejala membaik setelah mendapatkan suntikan epinefrin, disarankan untuk ke unit gawat darurat (UGD) untuk memastikan gejala tidak kembali ketika efek suntikan hilang.

Jika Anda memiliki riwayat serangan alergi parah atau tanda dan gejala anafilaksis sebelumnya, konsultasikan ke dokter. Evaluasi, diagnosis, dan penatalaksanaan anafilaksis jangka panjang sangatlah rumit, jadi perlu menemui dokter spesialis alergi dan imunologi.

Diagnosis Alergi

Jika Anda menduga mungkin memiliki alergi, dokternya dapat membantu mengidentifikasi penyebabnya. Anda harus siap menjelaskan terkait hal berikut:

  • Gejala apa pun yang dirasakan.
  • Kapan dan seberapa sering gejala tersebut terjadi.
  • Apa yang mungkin menjadi penyebabnya.
  • Riwayat alergi keluarga.
  • Apakah anggota rumah tangga lain mempunyai reaksi serupa atau tidak.

Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes atau merujuk Anda ke dokter spesialis.

Tes yang dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab alergi, antara lain:

  • Tes darah. Tes ini mengukur tingkat antibodi IgE terhadap alergen tertentu dalam sistem kekebalan.
  • Tes tusuk kulit. Dokter akan menusuk kulit Anda dengan sejumlah kecil kemungkinan alergen. Jika kulit bereaksi dan menjadi gatal, merah, atau bengkak, Anda mungkin mengalami alergi.
  • Tes tempel. Untuk memeriksa eksim kontak, dokter mungkin menempelkan cakram logam dengan sedikit alergen yang dicurigai ke punggung Anda. Dokter akan memeriksa reaksi kulit 48 jam kemudian, dan memeriksanya lagi setelah 2 hari.

Pengobatan Alergi

Perawatan terbaik untuk mengatasi alergi adalah dengan menghindari alergen, tetapi cara ini tidak selalu memungkinkan. Dalam kasus ini, mungkin perawatan medis dapat membantu, seperti obat-obatan.

1. Obat-obatan

Obat sebenarnya tidak akan menyembuhkan alergi, tetapi untuk membantu mengatasi gejala reaksinya.

Ada banyak perawatan tersedia tanpa resep, namun sebelum menggunakan obat harus berkonsultasi dengan apoteker atau dokter. Berikut ini pilihan obat-obatan untuk mengatasi alergi, meliputi:

  • Antihistamin. Obat ini memblokir aksi histamin, yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh selama mengalami reaksi alergi.
  • Dekongestan. Obat yang dapat membantu meringankan gejala hidung tersumbat.
  • Kortikosteroid. Obat ini tersedia dalam bentuk pil, krim, semprotan hidung, atau inhaler. Semua sediaan obat ini dapat membantu mengurangi peradangan.
  • Imunoterapi. Jenis pengobatan dapat membantu mengembangkan toleransi jangka panjang. Pasien akan meminum alergen dengan dosis yang ditingkatkan secara bertahap, baik dalam bentuk tablet atau suntikan.
  • Antagonis reseptor leukotrien (antileukotrien). Obat yang dapat membantu mengatasi beberapa alergi jika pengobatan lain tidak efektif. Obat-obatan tersebut bekerja dengan memblokir beberapa bahan kimia yang menyebabkan pembengkakan.

Baca Juga: Salep Alergi yang Bagus untuk Meredakan Gatal

2. Pengobatan untuk Anafilaksis

Anafilaksis adalah kondisi darurat medis yang berpotensi mengancam nyawa dan mungkin memerlukan rawat inap. Apabila mengalami kesulitan bernapas setelah terpapar alergen, seseorang memerlukan perawatan sesegera mungkin. Perawatan ini biasanya dalam bentuk injektor otomatis.

Injektor otomatis direkomendasikan agar orang yang berisiko anafilaksis membawa dua injektor otomatis epinefrin setiap saat. Jika satu dosis tidak efektif,  mungkin memerlukan dosis kedua.

Gunakan injektor otomatis untuk memberikan dosis epinefrin (adrenalin) terukur dalam beberapa menit setelah gejala parah muncul. Orang yang mengalami anafilaksis juga harus menghubungi layanan darurat.

EpiPen adalah injektor otomatis yang umum digunakan. Saat menggunakan EpiPen, disarankan untuk untuk membaca petunjuk penggunaan atau tanyakan ke dokter.

Komplikasi Alergi

Memiliki alergi dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, termasuk:

  • Anafilaksis. Jika memiliki alergi parah, Anda berisiko lebih tinggi terkena reaksi serius akibat alergi. Pemicu anafilaksis yang paling umum adalah makanan, obat-obatan, dan sengatan serangga.
  • Asma. Jika memiliki alergi, kemungkinan besar Anda menderita asma – suatu reaksi sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi saluran udara dan pernapasan. Asma dapat dipicu paparan alergen di lingkungan.
  • Sinusitis dan infeksi pada telinga atau paru-paru. Risiko terkena kondisi ini lebih tinggi jika Anda menderita demam atau asma.

Pencegahan Alergi

Tidak ada cara untuk mencegah atau menyembuhkan alergi, namun ada kiat-kiat yang mungkin dapat mencegah reaksi atau mengelola gejala jika terjadi reaksi alergi.

Orang yang berisiko mengalami reaksi alergi harus melakukan langkah-langkah berikut:

  • Mengambil tindakan untuk menghindari paparan alergen yang diketahui.
  • Membawa dua injektor otomatis dan ketahui cara menggunakannya dengan benar.
  • Beri tahu teman, saudara, dan orang lain tentang alergi dan cara menggunakan auto-injector.
  • Pertimbangkan untuk memakai gelang identifikasi medis dengan rincian alerginya.
  • Lakukan tes alergi untuk mengetahui zat mana yang harus dihindari.

Demikian ulasan lengkap mengenai alergi yang perlu Anda waspadai gejalanya. Karena jika anafilaksis tidak ditangani dengan benar dapat mengancam nyawa. Sebaiknya konsultasikan ke dokter terkait alergi yang Anda miliki dan penanganannya.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk alergi dan pengobatannya.

Cleveland Clinic. Diakses pada 27 Maret 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/allergies/symptoms-causes/syc-20351497Allergies. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8610-allergies#diagnosis-and-tests

Medical News Today. Diakses pada 27 Maret 2024. Everything you need to know about allergies. https://www.medicalnewstoday.com/articles/264419#prevention

Mayoclinic. Diakses pada 27 Maret 2024. Allergies. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/allergies/symptoms-causes/syc-20351497

Sumber

Artikel Lainnya