Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Kanker Usus Besar: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kanker usus besar adalah salah satu jenis kanker yang menyerang usus besar. Penyakit ini ditandai dengan masalah pencernaan seperti sembelit hingga darah di feses. Baca terus untuk mendapatkan informasi selengkapnya mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahannya dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu Kanker Usus Besar?

Kanker usus besar adalah pertumbuhan sel yang dimulai di bagian usus besar yang disebut colon. Colon adalah bagian pertama dan terpanjang dari usus besar. Usus besar merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan (untuk memecah makanan untuk digunakan tubuh).

Kanker usus besar biasanya menyerang orang lanjut usia, meski dapat terjadi pada usia berapa pun. Biasanya kanker ini mulai berkembang sebagai gumpalan kecil sel yang disebut polip yang terbentuk di dalam usus besar. Polip biasanya tidak bersifat kanker, namun beberapa dapat berubah menjadi kanker usus besar seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Kanker Payudara: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyebab Kanker Usus Besar

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker usus besar. Namun, kanker ini terjadi ketika sel-sel di usus besar mengalami perubahan pada DNA-nya. DNA sel menyimpan instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. 

Perubahan tersebut memerintahkan sel kanker untuk berkembang secara abnormal dengan cepat. Perubahan ini membuat sel terus hidup ketika sel sehat mati sebagai bagian dari siklus hidup alaminya.

Perkembangan sel kanker yang tidak terkendali dapat menyebabkan terlalu banyak sel. Sel-sel tersebut membentuk massa yang disebut tumor. Sel-sel tersebut dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. 

Seiring berjalannya waktu, sel-sel kanker dapat pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya atau disebut kanker metastatik.

Faktor Risiko Kanker Usus Besar

Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko kanker usus besar, antara lain:

  • Lansia.
  • Ras kulit hitam.
  • Memiliki riwayat kanker kolorektal atau polip.
  • Riwayat keluarga kanker usus besar.
  • Penyakit radang usus.
  • Sindrom bawaan yang meningkatkan risiko kanker usus besar.
  • Diet rendah serat dan tinggi lemak.
  • Tidak olahraga secara teratur.
  • Diabetes.
  • Obesitas.
  • Merokok.
  • Minum alkohol.
  • Terapi radiasi untuk kanker.

Gejala Kanker Usus Besar

Stadium awal kanker usus besar mungkin tidak menimbulkan gejala sama sekali. Jika Anda mengalami gejala pada tahap 0 hingga 2, gejala yang umum terjadi termasuk berikut ini:

  • Sembelit.
  • Diare
  • Perubahan warna feses.
  • Perubahan bentuk feses, seperti tinja menyempit
  • Darah di feses.
  • Pendarahan dari rektum.
  • Gas yang berlebihan.
  • Kram perut.
  • Sakit perut.

Tidak sedikit dari gejala tersebut juga dapat disebabkan oleh kondisi lain yang tidak terlalu serius. Namun, sebaiknya hubungi dokter jika mengalami gejala-gejala ini selama lebih dari satu atau dua minggu. 

Baca juga: Waspada! Inilah Penyakit Keturunan yang Banyak Terjadi

Kapan Harus ke Dokter?

Hubungi dokter jika feses sedikit, tipis, atau seperti pita, yang mungkin menandakan adanya tumor yang menghalangi usus atau rektum. 

Untuk perubahan pada buang air besar, perhatikan adanya feses yang encer (diare) atau sembelit (kurang dari tiga kali buang air besar dalam seminggu), terutama jika perubahan tersebut berlangsung selama dua minggu atau lebih.

Diagnosis Kanker Usus Besar

Tes skrining untuk kanker memeriksa kanker ketika tidak memiliki tanda atau gejala kanker apa pun. Jika tes skrining menunjukkan kelainan, dokter mungkin akan merekomendasikan tes tambahan.

Berikut ini tes skrining kanker usus besar yang umum dilakukan:

  • Kolonoskopi. Tes skrining yang paling umum untuk kanker usus besar. Tes lainnya meliputi:
  • Tes imunokimia feses(FIT). Tes ini untuk mendeteksi darah tersembunyi di feses. Ahli patologi medis menguji sampel feses pasien untuk mencari darah yang mungkin tidak pasien lihat..
  • Tes darah okultisme feses berbasis Guaiac (gFOBT). Seperti FIT, tes ini membantu mencari darah dalam kotoran yang mungkin tidak terlihat.
  • Tes DNA feses. Tes ini untuk mencari tanda-tanda mutasi genetik dan produk darah di feses.
  • Sigmoidoskopi fleksibel. Dokter akan  menggunakan lingkup fleksibel yang disebut sigmoidoskop untuk melihat bagian dalam usus besar dan rektum.
  • Kolonoskopi virtual. Kolonoskopi virtual adalah sinar-X yang mencari polip, tumor, dan bisul (luka) di usus besar dan rektum.

Pengobatan Kanker Usus Besar

Operasi atau pembedahan adalah pengobatan kanker usus besar yang paling umum dilakukan. Ada berbagai prosedur operasi dan prosedur kanker usus besar, di antaranya:

1. Polipektomi

Polipektomi adalah tindakan operasi untuk menghilangkan polip kanker. Prosedur ini dilakukan dengan pengangkatan pertumbuhan jaringan abnormal yang disebut polip.

2. Kolektomi Parsial

Kolektomi parsial juga disebut operasi reseksi usus besar. Ahli bedah akan mengangkat bagian usus besar yang berisi tumor dan beberapa jaringan sehat di sekitarnya. Ahli bedah akan menyambungkan kembali bagian usus besar yang sehat dalam prosedur yang disebut anastomosis.

3. Reseksi Bedah dengan Kolostomi

Seperti kolektomi, ahli bedah mengangkat bagian usus besar yang mengandung tumor. Namun dalam operasi ini, ahli bedah tidak dapat menghubungkan bagian usus besar yang sehat. Sebaliknya, mereka melakukan kolostomi. Dalam kolostomi, usus dipindahkan ke lubang di dinding perut sehingga feses terkumpul di dalam kantong

4. Ablasi Frekuensi Radio (RPA)

RPA dilakukan dengan menggunakan suhu panas untuk menghancurkan sel kanker.  RFA digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk tumor jinak dan ganas, insufisiensi vena kronis di kaki, serta nyeri punggung dan leher kronis.

Dokter dapat menggabungkan pembedahan dengan terapi tambahan. Langkah ini adalah pengobatan kanker yang dilakukan sebelum atau sesudah operasi. Dokter mungkin juga menggunakan pengobatan ini untuk kanker usus besar yang telah menyebar atau muncul kembali. Perawatan untuk kanker yang telah menyebab mungkin berikut ini:

  • Kemoterapi. Dokter mungkin menggunakan obat kemoterapi untuk mengecilkan tumor dan meringankan gejala kanker usus besar.
  • Terapi bertarget. Perawatan ini menargetkan gen, protein, dan jaringan yang membantu sel kanker usus besar tumbuh dan berkembang biak. Dokter sering kali menggunakan jenis terapi bertarget yang disebut terapi antibodi monoklonal. Terapi ini menggunakan antibodi buatan laboratorium yang menempel pada target spesifik pada sel kanker atau sel yang membantu pertumbuhan sel kanker. 

Komplikasi Kanker Usus Besar

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker usus besar termasuk:

  • Penyumbatan usus besar yang menyebabkan penyumbatan usus.
  • Kanker kembali terjadi di usus besar.
  • Kanker menyebar ke organ atau jaringan lain (metastasis).
  • Perkembangan kanker kolorektal primer kedua.

Baca juga: Kanker Nasofaring: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Pencegahan Kanker Usus Besar

Kanker usus besar mungkin tidak dapat dicegah, namun risiko terkena kondisi ini dapat dikurangi dengan mengelola faktor risiko berikut ini:

  • Berhenti merokok. Jika Anda perokok dan ingin berhenti, sebaiknya konsultasikan ke dokter tentang tips atau program berhenti merokok.
  • Hindari alkohol. Gunakan secukupnya saat Anda meminum minuman yang mengandung alkohol.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. Memiliki berat badan yang berlebih alias obesitas kemungkinan dapat meningkatkan risiko kanker. Oleh karena itu, pertahankan berat badan yang sehat.
  • Konsumsi makanan yang sehat. Tambahkan buah dan sayuran ke dalam pola makan Anda dan kurangi makanan olahan daging merah, serta makanan tinggi lemak dan berkalori tinggi. Minum kopi dapat menurunkan risiko terkena kanker usus besar.
  • Pantau riwayat kesehatan keluarga. Kanker usus besar dapat diturunkan atau diwariskan dalam keluarga. Oleh sebab itu, beri tahu dokter jika orang tua kandung, saudara kandung, atau anak Anda menderita kanker usus besar atau polip stadium lanjut.
  • Skrining kanker usus besar. Cobalah tanyakan kepada dokter tentang kapan Anda harus menjalani pemeriksaan kanker usus besar. Jika memiliki penyakit iritasi usus besar kronis atau riwayat keluarga dengan kanker usus besar, dokter mungkin menyarankan untuk memulai pemeriksaan sebelum usia 45 tahun.

Demikian ulasan lengkap mengenai kanker usus besar yang umum terjadi pada orang lanjut usia. Meskipun begitu, siapa paun harus waspada karena penyakit ini dapat terjadi pada usia berapa pun.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk kanker dan pengobatannya.

Cleveland Clinic. Diakses pada 19 April 2024. Colorectal (Colon) Cancer. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14501-colorectal-colon-cancer#prevention

Healthline. Diakses pada 19 April 2024. Signs and Symptoms of Colon Cancer (Also Known as Colorectal Cancer). https://www.healthline.com/health/colon-cancer#next-steps

Medical News Today. Diakses pada 19 April 2024. Everything you need to know about colon cancer. https://www.medicalnewstoday.com/articles/150496

Mayo Clinic. Diakses pada 19 April 2024. Colon cancer. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colon-cancer/symptoms-causes/syc-20353669

Sumber

Artikel Lainnya