Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

HIV: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Jika tidak diobati, maka HIV dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS. Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk mengobati penyakit ini. Baca terus untuk mengetahui penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahanya dalam ulasan di bawah ini. 

Apa itu HIV?

Human immunodeficiency virus atau HIV adalah virus yang menyerang sel-sel kekebalan tubuh yang membantu tubuh melawan infeksi, sehingga membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi dan penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari pengidap HIV, paling umum selama hubungan seks tanpa kondom, atau melalui berbagi peralatan suntik.

Jika HIV dibiarkan tidak diobati, maka dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome atau AIDS. Tubuh manusia tidak dapat menghilangkan HIV dan tidak ada obat HIV yang efektif. Jadi, begitu seseorang mengidap HIV, kemungkinan besar akan mengidapnya seumur hidup.

Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk mengobati HIV. Namun dengan perawatan medis yang tepat, HIV dapat dikendalikan. Pengidap HIV yang mendapatkan pengobatan yang efektif dapat berumur panjang, hidup sehat dan melindungi pasangannya.

Baca juga: Inilah Daftar Penyakit Keturunan yang Banyak Terjadi

Penyebab HIV

Sesuai dengan nama penyakitnya, HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus

HIV dapat menghancurkan sel darah putih yang disebut sel T CD4. Sel-sel ini berperan besar dalam membantu tubuh melawan penyakit. Semakin sedikit sel T CD4 yang Anda miliki, semakin lemah sistem kekebalan tubuh.

Anda dapat tertular infeksi HIV dengan sedikit atau tanpa gejala selama bertahun-tahun sebelum berubah menjadi AIDS. AIDS dapat didiagnosis ketika jumlah sel T CD4 turun di bawah 200 atau Anda mengalami komplikasi yang hanya dialami jika mengidap AIDS, seperti infeksi serius atau kanker.

Seperti yang disinggung sebelumnya, HIV ditularkan melalui cairan tubuh tertentu dari pengidap HIV. Penularan dapat terjadi akibat beberapa hal berikut:

  • Melakukan hubungan seks vaginal atau anal tanpa kondom dengan pengidap HIV. 
  • Berbagi jarum suntik obat.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Melalui kontak dengan darah pengidap HIV.
  • Menular dari ibu ke bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Gejala HIV

Siapa pun dapat tertular HIV tanpa menunjukkan gejala apa pun. Inilah alasan mengapa penting untuk menjalani tes meskipun tidak merasakan gejala apa pun.

Terkadang pengidap HIV akan mengalami gejala mirip flu saat pertama kali terinfeksi. Gejala yang mungkin muncul akibat HIV, termasuk berikut ini:

  • Demam.
  • Menggigil
  • Kelelahan.
  • Sakit tenggorokan.
  • Nyeri otot.
  • Berkeringat di malam hari.
  • Ruam.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Luka di mulut.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera hubungi dokter jika Anda merasa telah tertular HIV. Jika memang mengidap HIV, penting untuk memulai pengobatan sesegera mungkin.

Pengidap HIV Anda harus mengikuti saran dokter tentang kapan harus menghubunginya. Penting untuk mengobati segala jenis infeksi, jadi hubungilah jika Anda mengalami gejala baru seperti demam, berkeringat di malam hari, diare, atau gejala lain yang mengkhawatirkan.

Baca juga: ISPA: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Diagnosis HIV

Dokter akan menggunakan tiga jenis tes untuk mendeteksi dan mendiagnosis HIV. Ada jangka waktu antara paparan HIV dan tes untuk dapat mendeteksinya. Pemeriksaan ini dikenal sebagai window period atau periode jendela. Jangka waktunya dapat berbeda-beda antara orang dan jenis tes yang digunakan untuk mendeteksinya.

Ketiga jenis tes pemeriksaan tersebut meliputi:

  • Tes asam nukleat (NAT). Tes darah ini dapat mengetahui seberapa banyak virus yang ada dalam darah seseorang. Ini dapat mendeteksi HIV paling cepat setelah terpapar, antara 10 dan 33 hari.
  • Tes antigen/antibodi. Tes untuk menguji antigen dan antibodi dengan mengambil darah dari pembuluh darah atau menusuk jari. Ini mungkin mendeteksi HIV dalam sampel darah 18–90 hari setelah terpapar.
  • Tes cepat dan mandiri. Tes ini menguji antibodi dalam cairan mulut atau darah seseorang. Mereka dapat mendeteksi antibodi HIV dari 23 sampai 90 hari setelah terpapar.

Dokter dapat menguji antibodi HIV pada darah seseorang. Sebagai alternatif, orang dapat menggunakan alat tes di rumah.

Siapa pun yang merasa berisiko tertular HIV dapat menjalani tes cepat. Jika hasil tesnya negatif, dokter biasanya menyarankan untuk melakukan tes lagi dalam beberapa minggu.

Jika seseorang merasa telah tertular HIV dalam 72 jam terakhir, mereka harus berkonsultasi dengan dokter tentang profilaksis pasca pajanan (PEP), sebuah pengobatan pencegahan.

Pengobatan HIV

HIV dapat diobati dengan menggunakan kombinasi obat-obatan (pil) yang diminum setiap hari. Kombinasi pil ini disebut terapi antiretroviral (ART).

Mengonsumsi kombinasi berbagai jenis pil adalah cara paling efektif untuk mencegah HIV berkembang biak dan menghancurkan sel dalam tubuh Anda. Tersedia juga pil kombinasi yang mengandung beberapa obat dalam satu pil. Dokter akan dengan hati-hati memilih kombinasi khusus untuk Anda.

Tujuan ART adalah untuk mengurangi HIV dalam darah ke jumlah yang tidak terdeteksi oleh tes HIV dan untuk memperlambat melemahnya sistem kekebalan tubuh oleh HIV.

Setiap jenis pil yang digunakan dalam ART memiliki cara berbeda untuk mencegah HIV menggandakan dirinya atau menginfeksi sel. Ada  banyak nama merek yang berbeda untuk jenis obat ART yang sama.

Berbagai jenis obat ART yang tersedia meliputi:

Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTIs).

  • Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs).
  • Protease inhibitors (PIs).
  • Fusion inhibitors.
  • CCR5 antagonists.
  • Integrase strand transfer inhibitors (INSTIs).
  • Attachment inhibitors.
  • Kombinasi obat HIV.

Sangat penting untuk meminum obat sesuai resep dan memastikan Anda tidak melewatkan janji temu dengan dokter. Jadi sangat dianjurkan untuk patuh terhadap pengobatan.

Jika Anda melewatkan pengobatan, bahkan secara tidak sengaja, HIV dapat mengubah cara ia menginfeksi sel Anda (bermutasi), yang berpotensi menyebabkan obat berhenti bekerja. Jika jadwal aktivitas menghalangi untuk minum obat tepat waktu atau membuat janji, sebaiknya bicarakan dengan dokter Anda.

Komplikasi HIV

Infeksi HIV dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Infeksi ini membuat penderita HIV lebih rentan terkena berbagai infeksi dan jenis kanker tertentu. Berikut ini kemungkinan komplikasi pada pengidap HIV:

  • Pneumocystis pneumonia (PCP).
  • Candidiasis (sariawan).
  • Tuberculosis (TBC).
  • Cytomegalovirus.
  • Cryptococcal meningitis.
  • Toxoplasmosis.
  • Lymphoma
  • Kaposi sarcoma
  • Kanker terkait human papillomavirus (HPV).

Baca juga: Esofagitis (Radang Kerongkongan): Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Pencegahan HIV

Cara terbaik untuk mengurangi risiko HIV adalah dengan menyadari cara penularannya dan melindungi diri Anda selama melakukan aktivitas tertentu. Berhubungan seks tanpa kondom dan berbagi jarum suntik untuk memakai narkoba adalah cara paling umum penularan HIV.

Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi risiko tertular HIV, di antaranya:

  • Gunakan kondom lateks (karet) setiap kali melakukan hubungan seks (vagina, anal, atau oral).
  • Jangan gunakan kondom yang terbuat dari produk hewani (seperti kulit domba).
  • Gunakan pelumas berbahan dasar air (lotion).
  • Jangan berbagi jarum suntik untuk memakai narkoba.
  • Menjalani tes dan pengobatan untuk penyakit menular seksual (PMS) lainnya. PMS lain dapat membuat Anda berisiko lebih tinggi tertular HIV.
  • Hindari mabuk karena orang yang mabuk cenderung tidak dapat melindungi dirinya sendiri.
  • Jika Anda berisiko tinggi terpajan HIV, sebaiknya tanyakan ke dokter tentang apakah Anda harus menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP).
  • Jika Anda merasa terpapar HIV, segera hubungi dokter untuk mengetahui apakah Anda harus menjalani profilaksis pasca pajanan (PEP).
  • Pertimbangkan melakukan tes untuk mengetahui apakah Anda dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Sebaiknya lakukan langkah-langkah pencegahan ini dengan disiplin agar Anda maupun pasangan terhindar dari HIV. 

Demikian ulasan lengkap mengenai HIV yang patut untuk diwaspadai karena awalnya penyakit ini tidak menunjukan gejala, sehingga pengidapnya baru menyadari setelah menjalani pemeriksaan ke dokter. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pencegahan.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk penyakit HIV dan pengobatannya.

CDC. Diakses pada 27 Maret 2024. HIV/AIDS. About HIV. https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html

Cleveland Clinic. Diakses pada 27 Maret 2024. HIV/AIDS. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/4251-hiv-aids#prevention

Mayo Clinic. Diakses pada 27 Maret 2024. HIV/AIDS. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hiv-aids/symptoms-causes/syc-20373524

Medical News Today. Diakses pada 27 Maret 2024. Explaining HIV and AIDS. https://www.medicalnewstoday.com/articles/17131#hiv

Sumber

Artikel Lainnya