Anemia merupakan suatu kondisi dimana terdapat penurunan kadar sel darah merah.
World Health Organization mendefinisikan kondisi ini sebagai penurunan kadar hemoglobin (salah satu komponen darah yang berperan dalam mengikat oksigen) kurang dari 11 gr/dL. Kondisi ini masih menjadi masalah kesehatan dunia.
Anemia Pada Ibu Hamil. Berbahayakah?
Anemia pada ibu hamil adalah salah satu kondisi anemia yang paling sering terjadi.
Kurangnya sel darah merah pada ibu hamil akan berdampak buruk terhadap kesehatan janin dalam kandungan, serta meningkatkan resiko kematian sang Ibu dan bayinya.
Baca juga:Makanan Penambah Darah Untuk Obati Anemia
Memahami anemia pada ibu hamil, faktor risiko, dan pencegahannya dapat membantu Anda untuk lebih waspada.
Kenali gejala anemia pada ibu hamil agar Anda dapat menghindari komplikasi serta dampak buruk dari anemia.
Apa itu anemia?
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar sel darah merah sehat atau eritrosit dalam tubuh berkurang atau rendah.
Sel darah merah merupakan komponen darah yang berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika sel darah merah rendah, jaringan atau organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen.
Darah dan plasma meningkat sekitar 50% selama kehamilan tetapi sel darah merah hanya meningkat sekitar 30%. Ketidakseimbangan inilah yang berpotensi menyebabkan anemia.
Apakah Kondisi Anemia pada Ibu Hamil atau Pasca Melahirkan Adalah Wajar?
Anemia pada Ibu hamil merupakan kondisi yang sering ditemukan. Faktor resiko yang dapat meningkatkan peluang terjadinya anemia pada ibu hamil antara lain:
- Hamil bayi kembar.
- Jarak antara kehamilan yang terlalu dekat.
- Tidak cukup mengkonsumsi makanan kaya zat besi.
- Mengalami periode menstruasi (haid) yang berat sebelum hamil.
- Muntah terus menerus akibat dari morning sickness pada awal kehamilan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus anemia ditemukan pada 4 dari 10 Ibu hamil.
Angka yang lebih tinggi ditemukan pada ibu hamil di negara-negara berkembang. Bahkan, pada daerah endemis malaria, kasus anemia pada ibu hamil dapat mencapai angka 90%.
Anemia juga dapat terjadi pasca melahirkan. Umumnya, sang Ibu akan kehilangan sekitar 300 mL darah saat menjalani proses melahirkan secara normal.
Kehilangan darah lebih dari 500 mL dapat terjadi pada 5-6% persalinan.
Data di bawah ini ditemukan pada Ibu sehat yang telah menjalani persalinan normal.
Setelah satu minggu pasca melahirkan, kondisi anemia ditemukan pada 14% Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi dan 24% pada Ibu yang tidak mengkonsumsi suplemen zat besi.
Apa Penyebab Anemia?
Penyebab utama anemia pada umumnya adalah:
- Kehilangan Darah, seperti yang disebabkan oleh:
- Periode menstruasi yang berat
- Pendarahan di saluran pencernaan
- Pendarahan di saluran kemih
- Operasi
- Trauma
- Kanker
- Produksi sel darah merah yang sangat rendah, karena:
- Penyakit ginjal
- Kanker
- Infeksi
- Obat
- Terapi radiasi
- Kehamilan
- Keracunan timbal
- Kerusakan sel darah merah yang sangat tinggi, disebabkan oleh gangguan bawaan seperti:
- Anemia sel sabit
- Thalasemia: kesulitan dalam memproduksi hemoglobin (komponen besi pada sel darah merah)
- Kekurangan enzim
Sedangkan anemia pada ibu hamil, sebagian besar disebabkan oleh kadar zat besi yang rendah dalam darah.
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin. Selama masa kehamilan, kebutuhan zat besi sang Ibu akan meningkat.
Jika kebutuhan zat besi tersebut tidak terpenuhi, maka cadangan zat besi dalam tubuh akan menjadi rendah dan Anda akan mengalami anemia saat masa kehamilan.
Beberapa penyebab anemia pada ibu hamil lainnya termasuk:
- Kekurangan asam folat atau vitamin B12, keduanya berperan dalam proses pembentukan sel darah merah.
- Kehilangan darah karena cedera atau luka, pendarahan lambung, atau perdarahan akibat wasir.
- Gangguan gen yang terkait dengan biomolekul hemoglobin sehingga fungsi hemoglobin menjadi tidak baik atau kurang maksimal.
Apa Akibat / Resiko Anemia atau Kurang Darah saat Kehamilan?
Secara umum, bila Anda mengalami anemia maka tubuh akan kekurangan suplai oksigen sehingga memunculkan berbagai kondisi yang disebut sebagai gejala anemia.
Gejala-Gejala Umum Anemia
Gejala-gejala anemia yang dapat Anda rasakan bila kekurangan sel darah merah antara lain:
- Kelelahan
- Kulit menjadi lebih pucat terutama pada wajah, bibir, kuku, kelopak mata bagian dalam (konjungtiva), telapak tangan, dan telapak kaki.
- Sesak napas
- Kepala terasa ringan
- Sakit kepala
- Dingin di tangan dan kaki
- Nyeri dada
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
Resiko Anemia saat Kehamilan
Jangan menyepelekan gejala anemia saat kehamilan, ada baiknya segera periksakan ke dokter apabila sering mengalami gejala-gejala ini saat mengandung si buah hati.
Apabila kondisi anemia pada Ibu hamil karena kurangnya zat besi sudah parah, hal ini dapat membahayakan si Ibu dan janin. Berikut resiko anemia saat kehamilan:
- Bayi prematur
- Depresi postpartum
- Bayi dengan kondisi anemia
- Perkembangan pada bayi terhambat
Tips dan Cara Mencegah Anemia atau Kurang Darah?
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya anemia saat kehamilan antara lain:
- Lakukan pemeriksaan rutin pada awal usia kehamilan.
- Konsumsi vitamin atau suplemen makanan yang mengandung zat besi — seperti yang disarankan oleh dokter Anda — dari awal kehamilan atau bahkan dari saat Anda merencanakan kehamilan.
- Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, termasuk daging merah, unggas, kacang, roti yang diperkaya zat besi dan sereal, buah-buahan kering, dan sayuran hijau.
- Makan makanan yang mengandung asam folat termasuk gandum utuh, bibit gandum, brokoli, kacang-kacangan, jus jeruk, dan sayuran hijau.
Apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi saat mengalami anemia?
Sebagian besar anemia terjadi karena tubuh kekurangan beberapa vitamin atau mineral yang berperan dalam proses produksi sel darah merah.
Mengkonsumsi makanan-makanan yang memiliki kandungan vitamin dan mineral tersebut dapat meningkatkan kadar sel darah merah dalam tubuh.
Makanan yang baik dikonsumsi oleh penderita anemia
Berikut ini adalah beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi jika terjadi anemia pada ibu hamil:
- Makanan yang mengandung zat besi
- Daging merah seperti daging sapi
- Sayuran hijau (misalnya brokoli)
- Kacang-kacangan
- Kuning telur
- Makanan yang mengandung asam folat
- Roti yang diperkaya dengan asam folat
- Sereal yang diperkaya dengan asam folat
- Sayuran hijau, seperti brokoli dan kangkung
- Kacang Polong
- Kacang Tanah
- Makanan yang mengandung vitamin B-12
- Daging merah
- Ikan
- Susu dan Keju
- Telur
- Makanan yang mengandung vitamin A
- Wortel
- Buah-buahan, seperti semangka
- Paprika Merah
Makanan yang tidak boleh atau sebaiknya dihindari oleh penderita anemia
Selain makanan yang sebaiknya dikonsumsi terdapat pula makanan yang harus dihindari ketika Anda mengalami anemia pada kehamilan. Makanan tersebut antara lain:
- BayamMeskipun bayam termasuk sayuran hijau dan kaya akan zat besi. Mengkonsumsi bayam secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Selain itu, kandungan asam oksalat pada bayam akan mengikat zat besi sehingga tidak dapat digunakan tubuh untuk membentuk sel darah merah yang baru.
- Anggur merahKandungan reservatrol pada anggur secara umum dikenal baik untuk melawan penyakit jantung dan kanker, namun zat ini diketahui menghambat penyerapan zat besi.
- KopiKopi juga menghambat penyerapan zat besi sehingga sebaiknya dihindari ketika mengalami anemia.
- TehDalam teh terkandung zat tanin yang dapat mengganggu proses penyerapan zat besi oleh tubuh.
- Protein kedelaiKedelai non fermentasi memiliki kandungan asam phytic yang telah diketahui mengganggu proses penyerapan zat besi.
Kesimpulan
- Anemia pada ibu hamil merupakan suatu kondisi yang sering terjadi. Berdasarkan penelitian, 4 dari 10 wanita di dunia mengalami anemia saat kehamilan.
- Sebagian besar kondisi anemia terjadi akibat kurangnya kadar zat besi dalam tubuh.
- Anemia dapat mengakibatkan kelelahan. Kondisi anemia yang parah pada Ibu hamil, dapat membahayakan janin.
- Kondisi anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.
- Konsumsi makanan seperti daging, buah, sayur dan kacang-kacangan dapat membantu tubuh dalam meningkatkan kadar zat besi dan beberapa zat lainnya (asam folat, vitamin B12, dan vitamin A). Sehingga kita dapat menghindari resiko terkena anemia.
- Hindari makanan-makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh, seperti kopi dan teh.