Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Polifagia: Penyebab dan Pengobatan

Rasa lapar pasti pernah dialami oleh semua orang. Rasa lapar adalah sinyal dari tubuh, bahwa tubuh memerlukan asupan makanan. Sensasi lapar itu sendiri, ditandai dengan perut yang keroncongan, memikirkan makanan, sulit fokus, dan mudah marah.

Baca juga: Artikel kesehatan lainnya  

Pada umumnya, 3-4 jam setelah mengkonsumsi makanan, tubuh kita pun dapat kembali merasakan lapar, dan rasa lapar tersebut akan meningkat seiring bertambahnya waktu. Meskipun begitu, banyak dari kita yang sudah merasa kenyang namun tetap ingin makan.

Menurut dr. Jansen Ongko, MSc, RD, ahli gizi dan nutrisi Lagizi, kondisi ingin makan secara terus-menerus adalah hal yang alami bagi tubuh. Hal tersebut dapat terjadi karena saat makan, otak manusia merasa nyaman.

Namun, dalam beberapa kasus keinginan untuk makan yang begitu besar disebabkan karena adanya kelainan atau gangguan pada metabolisme tubuh seseorang. Kondisi seperti ini dikenal dengan istilah medis polifagia.

Apa itu Polifagia?

Secara umum polifagia adalah kondisi dimana terdapat kelainan pada sistem metabolisme tubuh yang menyebabkan seseorang mengalami rasa lapar berkelanjutan, sehingga menyebabkan rasa lapar berlebihan atau nafsu makan meningkat.

Polifagia dapat menjadi salah satu dari 3 gejala diabetes mellitus atau kencing manis yang dikenal dengan 3P, yaitu: poliuria (produksi urin berlebihan), polidipsia (rasa haus terus menerus), dan polifagia.

Penyebab Polifagia

Pada pasien diabetes mellitus, buang air kecil terus menerus dapat menyebabkan terbuangnya kalori. Fakta ini menyebabkan rasa lapar akan terus datang yang harus dipuaskan dengan mengkonsumsi makanan.

Selain poliuria, pasien kencing manis juga mengalami gangguan produksi atau resistensi insulin. Hal inilah yang membuat tubuh tidak dapat mengubah gula darah menjadi energi. Akibatnya tubuh kekurangan energi dan cepat merasa lapar.

Selain diabetes, adapun beberapa hal lain yang menjadi penyebab polifagia antara lain:

  • Bulimia
  • Stres
  • Kurang tidur
  • Gangguan makan
  • Hipertiroidisme (peningkatan kadar hormon tiroid)
  • Hipoglikemia
  • Sindrom pramenstruasi
  • Penggunaan obat resep tertentu seperti kortikosteroid
  • Beberapa kondisi masalah kejiwaan
  • Kondisi medis yang langka seperti Kleine-Levin Syndrome and Prader-Willi Syndrome

Gejala Polifagia

Gejala polifagia yang umumnya ditemui pada penderita diabetes tipe 1 dan 2 adalah:

  1. Rasa lapar dan keinginan untuk makan semakin besar
  2. Pandangan mata tiba-tiba kabur dan buram
  3. Kepala sering sakit, pusing, dan muntah setelah melakukan aktivitas sedang seperti berolahraga
  4. Tubuh berkeringat dan gemetar
  5. Mengalami perubahan perilaku

Pengobatan Polifagia

Pengobatan gejala polifagia dapat dilakukan dengan melakukan pemberian obat yang dapat mendorong kinerja insulin atau meningkatkan jumlah produksi insulin di dalam tubuh. Obat – obat yang dapat diberikan biasanya hampir sama dengan resep dokter untuk penderita diabetes mellitus tipe 2, yang pada umumnya adalah glimepiride dan metformin.

  1. Glimepiride Glimepiride adalah obat yang termasuk dalam golongan antidiabetes sulfonilurea. Obat ini bekerja untuk mengontrol kadar gula di dalam darah dengan cara merangsang pankreas untuk memproduksi insulin dan membuat tubuh menggunakan insulin dengan lebih efisien. Obat ini tidak efektif untuk pasien diabetes tipe 1, karena obat ini hanya bekerja pada pasien yang mampu memproduksi insulin secara alami. Obat ini juga dikenal dalam merek seperti amadiab, amaryl, dan metrix.  
  2. Metformin Metformin adalah obat antidiabetes yang dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Obat ini dapat dikonsumsi secara tunggal, dikombinasikan dengan obat antidiabetes lain, atau diberikan bersama insulin. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat penyerapan glukosa pada usus, serta meningkatkan produksi insulin dalam tubuh. Metformin menjadi pilihan pertama bagi penderita diabetes tipe 2 khususnya orang-orang dengan kelebihan berat badan. Obat ini juga dikenal dalam merek seperti glucovance, glucophage, dan nevox.

https://doktersehat.com/penyakit-polifagia-dan-pengobatannya/, Jul 2015
https://doktersehat.com/mengapa-kita-masih-ingin-makan-meskipun-perut-sudah-kenyang/, Mei 2015
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/gejala-kencing-manis-3p/, Nov 2016
https://www.alodokter.com/diabetes-tipe-2/gejala, Jul 2014
https://www.diabetes.co.uk/symptoms/polyphagia.html
https://www.healthline.com/health/polyphagia#causes, Ags 2017

Sumber

Artikel Lainnya