Ikuti Kami
Jam Operasional: 08:00 - 22:00
info@farmaku.com
0812 1600 1600

Anus Gatal: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Anus gatal adalah gejala dari suatu kondisi dan bukan merupakan penyakit. Penyebabnya karena kebersihan anus yang buruk hingga masalah kesehatan. Lebih lanjut simak penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahannya dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu Anus Gatal?

Anus gatal atau disebut pruritus ani adalah suatu masalah kulit (dermatologis) yang menyebabkan rasa gatal di daerah anus. Rasa gatal bisa bertambah parah di malam hari atau setelah buang air besar (BAB).

Gatal pada anus merupakan gejala dan bukan penyakit tersendiri. Rasa gatal di bagian tubuh ini merupakan masalah umum, dan pengobatan biasanya dapat mengatasinya.

Ada dua jenis utama gatal pada anus, meliputi

  • Pruritus ani primer (idiopatik). Jenis gatal pada anus yang paling umum ini tidak memiliki penyebab yang jelas.
  • Pruritus ani sekunder. Jenis gatal pada anus ini mungkin disebabkan oleh banyak hal. Penyebabnya mungkin termasuk infeksi, penyakit sistemik, dermatitis kontak, dan kondisi dermatologis lainnya.

Baca juga: Dermatitis Atopik: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penyebab Anus Gatal

Penyebabnya mungkin terkait dengan berbagai masalah kesehatan kulit atau masalah internal. Penyebab anus gatal yang berhubungan dengan kulit, antara lain:

  • Iritasi. Inkontinensia feses dan diare jangka panjang dapat mengiritasi kulit. Atau rutinitas perawatan kulit mungkin mencakup produk atau perilaku yang mengiritasi kulit. Contohnya menggunakan sabun yang keras atau menyekanya terlalu keras dan terlalu sering.
  • Infeksi. Ini termasuk infeksi menular seksual, infeksi cacing kremi, dan infeksi jamur.
  • Kondisi kulit. Terkadang gatal pada anus disebabkan oleh kondisi kulit tertentu, seperti kulit kering, psoriasis, atau dermatitis kontak.
  • Gangguan anus. Contohnya termasuk =ambeien, fistula ani, dan fisura anus.
  • Kondisi sistemik. Beberapa kondisi yang memengaruhi seluruh tubuh dapat menyebabkan gatal-gatal, termasuk anemia, diabetes, penyakit radang usus, penyakit kuning, leukemia, limfoma, dan penyakit tiroid.
  • Obat-obatan. Pruritus merupakan efek samping dari kemoterapi, colchicine, neomycin, dan kortikosteroid.

Gejala Anus Gatal

Gatal pada anus mungkin ditandai dengan gejala berikut ini:

  • Rasa gatal.
  • Iritasi.
  • Sensasi terbakar.
  • Rasa sakit.
  • Goresan (ekskoriasi).
  • Kulit tebal atau kasar di sekitar anus (daerah perianal).

Baca juga: Alergi: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Kapan Harus ke Dokter?

Perawatan medis tidak diperlukan untuk sebagian besar gatal pada anus. Namun sebaiknya segera kunjungi dokter jika mengalami gejala berikut:

  • Gatal pada anus parah atau terus-menerus.
  • Mengalami pendarahan di anus atau kebocoran feses.
  • Area anus seperti terinfeksi
  • Tidak tahu apa yang menyebabkan rasa gatal terus-menerus.

Diagnosis Anus Gatal

Dokter mungkin dapat mendiagnosis penyebab gatal pada anus dengan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan kebiasaan pribadi Anda. Mungkin Anda memerlukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan anus. Mungkin Anda juga akan menjalani tes cacing kremi jika dicurigai adanya infeksi cacing kremi.

Apabila penyebab gatal pada anus tidak jelas atau gatal tidak merespons pengobatan, dokter mungkin akan merujuk ke spesialis penyakit kulit. Dalam banyak kasus, penyebab gatal tidak diketahui, namun gejalanya dapat diobati.

Pengobatan Anus Gatal

Pengobatan gatal pada anus tergantung dari penyebabnya. Ada banyak tips praktis yang dapat membantu mengobati dan mencegah gatal pada anus, di antaranya:

1. Pengobatan Rumahan dan Perawatan Diri

Penderita gatal pada anus dapat mengambil langkah untuk mengatasi rasa gatal di rumah secara mandiri. Ini termasuk:

  • Menghindari iritasi yang diketahui.
  • Menjaga kebersihan area anus dan mencuci setelah buang air besar.
  • Mencuci dengan air hangat, keringkan, dan gunakan krim encer atau emolien sebagai barrier atau penghalang.
  • Mengeringkan area anus dengan cara mengusap, bukan digosok.
  • Menaburkan bedak tanpa pewangi untuk membantu menjaga area tersebut tetap kering.
  • Makan banyak serat untuk melancarkan buang air besar secara teratur.
  • Menghindari makanan yang sangat berbumbu dan pedas.
  • Menghindari menggaruk anus.
  • Menghindari mengejan terlalu kuat saat BAB.
  • Memakai sarung tangan berbahan katun saat tidur untuk mencegah kerusakan kulit akibat garukan yang tidak disadari.
  • Mengenakan celana dalam katun yang longgar dan menyerap keringat.
  • Menghindari memakai pakaian dalam di malam hari.
  • Hindari pakaian berbahan akrilik dan nilon, karena dapat menampung keringat.
  • Menjaga kuku tetap pendek dan bersih.
  • Menenangkan kulit yang teriritasi dengan merendam bola kapas dalam air dingin dan mengoleskannya ke area yang terkena.

2. Obat-obatan

Perawatan berikut mungkin tersedia di apotek dengan atau tanpa resep, antara lain:

  • Salep yang menenangkan, seperti bismuth subgallate atau zinc oxide, dapat meredakan gejala.
  • Kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.
  • Krim emolien dan pelindung, seperti gel aluminium hidroksida, Lemak kakao, dan gliserin, dapat membentuk pelindung fisik untuk melindungi kulit.
  • Perawatan wasir – seperti hidrokortison – dapat membantu.
  • Mengoleskan krim apa pun untuk membersihkan dan mengeringkan kulit di malam hari, di pagi hari, dan setelah buang air besar.

Baca juga: Obat Gatal yang Ada di Apotek, dari Sediaan Oral hingga Topikal

Komplikasi Anus Gatal

Infeksi bakteri sekunder pada kulit mungkin merupakan komplikasi paling umum dari rasa gatal pada anus. Kondisi ini terjadi bukan karena rasa gatal tetapi karena garukan dan kerusakan kulit yang terkait. Antibiotik mungkin diperlukan untuk mengobati infeksi bakteri pada kulit. 

Gatal pada anus kecil kemungkinannya untuk menyebabkan komplikasi lain, meskipun beberapa penyakit mendasar yang menyebabkan gatal berhubungan dengan komplikasi khusus dari penyakit itu sendiri.

Pencegahan Anus Gatal

Rasa gatal hanya dapat dicegah apabila penyebab utama sensasi gatal tersebut dapat dicegah, antara lain:

  • Penggunaan produk tabir surya secara hati-hati dapat mencegah rasa gatal akibat sengatan matahari.
  • Menjaga terhidrasi dengan baik dan menggunakan pelembap dapat mencegah rasa gatal yang berhubungan dengan kulit kering.
  • Tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari kondisi menular yang dapat ditularkan melalui kontak kulit, seperti penyakit kelamin, gigitan kutu atau serangga.
  • Gatal kronis yang berhubungan dengan kondisi serius seperti kanker kulit dan penyakit hati atau ginjal biasanya tidak dapat dicegah.

Demikian ulasan lengkap mengenai gatal pada anal yang mungkin kerap terjadi pada sebagian besar orang. Apabila gatal pada anus tidak kunjung hilang meskipun sudah diobati, sebaiknya periksakan ke dokter.

Chat dengan dokter rekanan Farmaku di sini untuk konsultasi seputar kesehatan secara keseluruhan, termasuk masalah kesehatan kulit dan pengobatannya.

Cleveland Clinic. Diakses pada 3 April 2024. Anal Itching (Pruritus Ani). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15574-anal-itching-pruritus-ani

Healthline. Diakses pada 3 April 2024. Everything You Need to Know About Anal Itching. https://www.healthline.com/health/itchy-anus

Mayo Clinic. Anal itching. Diakses pada 3 April 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anal-itching/symptoms-causes/syc-20369345

Medical News Today. Diakses pada 3 April 2024. Why does my anus itch?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/168728#_noHeaderPrefixedContent

Sumber

Artikel Lainnya